Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menembus Pasar Global dengan Fesyen Lokal

Foto : foto-foto: dok. panitia

Melinda Susanti (tengah) bersama model yang membawakan rancangannya di pergelaran Singapore Fashion Week (SFW) 2017 beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Sosok muda yang mengantar sukses Earthcrack 7.8 yang diselenggarakan di Singapura, ternyata Melinda Susanti, desainer dinamis Indonesia, jebolan Management Development Institute of Singapore (MDIS).

Koleksi-koleksi menarik dan indah di atas runway memikat para undangan yang kala itu hadir menyaksikan gelaran MDIS Graduate Fashion Show ke-3 di Singapura. Acara yang diadakan pada 18 Mei 2017 di Chijmes Hall ini, menampilkan fashion show dengan desain yang berani, unik, dan kekinian, hasil harya dari 15 desainer muda internasional lulusan MDIS School of Fashion and Design.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah Melinda Susanti (23) dari Indonesia. Dia adalah sosok di balik koleksi emotif, Earthcrack 7.8. Inspirasinya datang dari sebuah keinginan kuat untuk membawa harapan dan masa depan yang lebih cerah bagi mereka yang dilanda bencana. Dia memilih warna-warna bahan, material, yang berasosiasi dengan akibat darigempa dan bangkitnya harapan dari suatu perubahan baru.

Koleksi-koleksi Melinda berbicara tentang esensi gaya pribadinya dan menggambarkan masa-masa menyenangkan yang dilaluinya selama di MDIS. Rasa cintanya dalam bidang fashion serta keterampilan yang didapatkannya dari MDIS memberinya kepercayaan diri untuk bermimpi memulai bisnis fashion di Indonesia. "Visi saya adalah memulai bisnis di Indonesia, satu brand global dengan platform online yang kuat," kata Melinda dengan penuh semangat.

Industri fashion di Indonesia sendiri merupakan satu dari tiga sektor kreatif yang turut menunjang berkembangnya perekonomian bangsa. Menurut Badan Ekonomi Kreatif, industri fashion berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap PDB Nasional (Produk Domestik Bruto).

Untuk itu, pemerintah mengajak seluruh pelaku industri kreatif termasuk anak-anak muda kreatif Indonesia untuk menjadi wirausahawan; salah satunya dengan memulai bisnis fashion yang dapat dipasarkan secara online melalui media sosial dan platform digital lainnya.

"Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi anak muda yang aktif di industri kreatif untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Industri fashion telah membuktikan kredibilitasnya dan hal itu membuat saya semakin ingin menjadi bagian dari pergerakan anak muda tanah air untuk mengembangkannya ke ranah global yang lebih luas," tukasnya. pur/R-1

Mempelajari Proses Mengaturkan

Di usia 16 tahun, Melinda pernah membuat dan menjual aksesoris buatan tangan sendiri selama beberapa tahun. Rasa penasaranlah yang kemudian membuatnya tertarik untuk membuat aksesoris dari nol dengan menggunakan bahan-bahan dasar yang ia beli dengan uang sakunya. Setelah beberapa kali gagal, ia akhirnya berhasil membuat aksesoris yang bagus, lalu mulai menjual aksesoris bergaya vintage tersebut melalui media sosial. Diawali dari hobinya inilah ia mulai menekuni bidang Fashion Design.

Melihat ketertarikannya, teman baik Melinda kemudian menyarankan MDIS, Singapura. Kurikulum berbasis praktikum, dosen-dosen berpengalaman, dan kesempatan bekerja di bidang industri terkait yang ditawarkan MDIS, mempersiapkan Melinda untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.

Selama empat tahun di MDIS, ia sukses menempuh studi dari Diploma, bidang Fashion Design and Marketing hingga meraih gelar; Bachelor of Arts (Hons) Fashion Design. Mata kuliah favoritnya adalah 'Designing and Sewing' di mana ia merasa puas saat melihat idenya dapat direalisasikan menjadi sebuah karya desain yang nyata.

"Awalnya saya mengira fashion design itu mudah, tetapi setahun di MDIS ternyata mengubah persepsi saya. Banyak hal yang harus dilalui dalam membuat sebuah koleksi. Bayangkan, untuk koleksi pertama saja, saya harus memotong dan membuat konsep desain awal hingga enam kali!" ungkapnya.

Melinda juga mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan brand-brand fashion global seperti Dolce & Gabbana dalam project pakaian pria atau menswear, dan Trendz360 dalam membuat desain banner website promosi untuk brand tersebut di Singapura, Australia dan Inggris. Ia pun berkesempatan untuk menangani desain-desain artwork, mengatur photoshoot, dan menata style model. Ia juga pernah berpartisipasi di berbagai kompetisi untuk mememperluas portfolio dan pengalamannya.

Salah satu pengalaman terbaik yang ia dapatkan adalah ketika ia berpartisipasi dalam acara fashion ikonik, Singapore Fashion Week (SFW) 2016. Saat itu, Melinda menjadi dresser bagi desainer-desainer ternama, yakni Naeem Khan dan Guo Pei. Ia juga bekerja sama dengan brand-brandseperti Self-Portrait dan Sheranut selama SFW 2016.

Pengalaman tersebut membuka matanya terhadap industri fashion yang sebenarnya, karena ia dapat mempelajari segala proses dalam mengatur sebuah runway show, berbagai detail yang harus diperhatikan dalam koleksi-koleksi fashion, serta persiapan yang dibutuhkan model di belakang panggung sebelum tampil di catwalk.

Tahun lalu, dalam perjalanan studinya bersama siswa MDIS lainnya ke Hong Kong dan Guangzhou, Tiongkok, Melinda mendapatkan kesempatan berharga dalam mencari bahan-bahan untuk koleksi tugas akhirnya dan juga berkesempatan mengunjungi perusahaan-perusahaan besar seperti Jimmy Choo untuk mempelajari seluk beluk pekerjaan di industri fashion.

MDIS Graduation Fashion Show bukanlah akhir, melainkan permulaan dari pencapaian-pencapaian besar Melinda serta rekan-rekan desainernya dari Singapura, Tiongkok, Malaysia, Myanmar, dan Filipina.

"MDIS telah membantu saya dalam mengasah keterampilan dan membentuk filosofi saya terhadap suatu brand, mempersiapkan saya untuk menghadapi industri fashion yang kompetitif namun berpotensi besar untuk berkembang," pungkas Melinda. pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top