Menelusuri Mata Rantai Masa Lalu Kabupaten Banyumas
Melihat nasib guru yang terjerat rentenir itu waktu Raden Aria pun tergerak hatinya untuk memberi bantuan dengan memberikan pinjaman dengan bunga rendah untuk melunasi utang guru tersebut. Namun, belakangan diketahui ternyata banyak priyayi pribumi memiliki masalah yang sama dengan guru tersebut.
Raden Aria kemudian mengelola uang kas masjid menjadi dana bantuan pinjaman dengan bunga rendah. Keadaan tersebut kemudian diketahui oleh atasan Asisten Residen E Sieburgh sehingga melarang penggunaan kas masjid selain untuk keperluan masjid.
Atas peristiwa itulah kemudian terbit surat resmi untuk mendirikan sebuah bank perkreditan rakyat pertama bagi pribumi. Pada 16 Desember 1895,Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenarenatau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pegawai Pangreh Praja Berkebangsaan Pribumi beroperasi pertama kali. hay/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya