Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Keselamatan Kerja

Meneguhkan Komitmen K3 di Lingkungan Korporasi

Foto : FOTO-FOTO: DOK. PLN
A   A   A   Pengaturan Font

Dalam perusahaan, pengelolaan aspek Health, Safety, Security, Environment (HSSE) atau Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lindung Lingkungan (K3LL) tidak boleh dipandang sebelah mata. Pasalnya, mis-manajemen dalam elemen K3LL dapat berdampak pada terganggunya operasional, bahkan lebih serius lagi, ditutupnya suatu perusahaan, jika dampak yang timbul sangat masif.

Suatu insiden K3 yang masif, dapat membuat organisasi perusahaan bangkrut lantaran menjual asetnya untuk membayar ganti rugi yang ditetapkan pengadilan. Skenario terburuk itu bukan isapan jempol, namun sangat mungkin terjadi jika aspek K3 tidak menjadi prioritas utama perhatian perusahaan.

Atas dasar itu, PLN, BUMN yang menjadi salah satu tulang punggung energi negeri ini, terus melakukan upaya peningkatan mutu pengelolaan K3LL atau yang biasa disingkat K3. Seperti yang dipaparkan Antonius RT Artono, EVP K3LL PLN. "Kami menyadari vitalnya aspek K3, karena bagi kami karyawan dan dukungan masyarakat sekitar area operasional khususnya, adalah aset terpenting perusahaan. Jadi kami selalu berupaya untuk meningkatkan pengelolaan K3LL agar aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lindung lingkungan terus terjaga," papar Anton.

Menurutnya, penyebab dari kecelakaan kerja umumnya disebabkan dua aspek, yakni unsafe action dan unsafe condition. Penyebab pertama umumnya karena pengabaian terhadap peralatan dan prosedur keselamatan dalam bekerja. Misalnya, pekerja lalai memakai berbagai alat perlindungan diri (APD), seperti helm, rompi, sepatu bot, sarung tangan, dan sebagainya. Sementara aspek kedua karena lingkungan kerja yang tidak aman seperti jalan licin, berlubang, ataupun infrastruktur kerja yang kurang lengkap.

"Sebenarnya kita harus aware kejadian-kejadian penyebabnya kalau near miss atau hampir celaka. Karena dari data statistik, yang bersumber dari Rasio Insiden Model, dinyatakan, dalam satu kali kecelakaan kerja, sebelumnya diawali dari 30 kali jenis kecelakaan yang injury, yang mengkibatkan korban meninggal atau berakibat fatal. Ini apabila dilihat dari statistik, rata-rata seluruh dunia seperti itu. Satu orang meninggal, diawali dari 29 kali kejadian injury minor. Sedangkan sejumlah investigasi memperlihatkan, terjadinya 29 kali injury minor tersebut, sebenarnya (didahului) juga oleh 300 kali kecelakaan yang near miss," jelas Anton.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top