
Mendikdasmen: Pendidikan di Indonesia Alami Learning Loss akibat Covid-19
Foto: AntaraJAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, mengatakan bangsa Indonesia tengah mengalami learning loss yang cukup serius. Hal tersebut disebabkan terjadinya penurunan motivasi belajar ini akibat kekosongan pembelajaran atau pembelajaran daring yang dilakukan selama masa pandemi.
Foto Istimewa
“Selama pandemi, pembelajaran dilakukan secara daring, atau malah tidak ada pembelajaran sama sekali, dan dampaknya masih bisa dirasakan sampai sekarang,” kata Mu’ti, dalam keterangan resmi, Kamis (20/3).
Dia menjelaskan, kondisi learning loss ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia sekarang ini. Pihaknya tengah berupaya meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi di kalangan siswa.
Selain itu, kata Mu’ti, pihaknya juga sedang berupaya agar anak-anak yang tidak bisa sekolah dapat terlayani. Salah satu yang akan dikembangkan adalah mendirikan sekolah-sekolah Satu Atap.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi salah satu solusi untuk memberikan layanan pendidikan bagi mereka yang secara geografis sulit dijangkau,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, pihaknya telah meluncurkan program penanaman karakter bernama “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.” Program ini dirancang untuk diterapkan di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari tingkat PAUD hingga SMA untuk mencetak Generasi Emas 2045.
Mu’ti menyebut, program tersebut menggunakan pendekatan berbasis kelas, budaya sekolah, dan kegiatan masyarakat. Pelaksanaannya bisa diintegrasikan dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari.
“Program ini dimulai dengan kebiasaan bangun pagi. Selain itu, ada kebiasaan berolahraga, kebiasaan makan sehat dan bergizi, kebiasaan gemar belajar, kebiasaan bermasyarakat, serta kebiasaan tidur cepat,” katanya.
Mu’ti menyoroti bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berdasarkan konstitusi, setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran yang berkualitas, sehingga pendidikan berkualitas akan melahirkan generasi yang berkualitas pula.
“Meski begitu, pendidikan bukan hanya tentang menyalurkan ilmu, tetapi juga tentang bagaimana membentuk generasi yang kuat secara mental, spiritual, dan moral, untuk menghadapi tantangan global di masa depan,” tuturnya.
Dia menekankan, selain pendidikan, pentingnya bagi generasi muda membangun jejaring atau network antar masyarakat.
Sebuah perbedaan ini juga menjadi modal dan kekuatan untuk saling memperkuat satu dengan yang lain.
“Untuk itu, diperlukan pendidikan yang berkesinambungan, dimulai dengan menanamkan kebiasaan yang baik sejak dini, sehingga generasi kita memiliki kepribadian yang luhur dan utama sebagai suatu bangsa,” terangnya. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 TNBTS menyangkal pelarangan drone berkaitan dengan ladang ganja
- 2 Kemenhut bantah pembatasan drone terkait temuan ladang ganja di TNBTS
- 3 Awak Bus di Purwokerto Cek Kesehatan Jelang Angkutan Mudik Lebaran
- 4 BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang Menyalurkan Santunan Rp3,3 Miliar
- 5 Menbud: Sinema Berperan Sebagai Alat Literasi Sejarah