Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Honeywell Hometown Solutions

Menciptakan Pendidik yang Lebih Inovatif di Bidang Sains

Foto : Koran jakarta/ M Fachri
A   A   A   Pengaturan Font

Tidak dipungkiri, meskipun perkembangan teknologi di Indonesia semakin maju. Namun, dikarenakan banyaknya pulau yang ada di negeri ini, akses teknologi masih terbatas di beberapa pulau terluar dan terpencil.

Guna mengatasi hal tersebut, Honeywell Hometown Solutions US Space and Rocket Center (USSRC) menyelenggarakan pelatihan di Huntsville, Alabama, AS. Kegiatan tersebut diciptakan khusus untuk membantu para guru sains dan matematika di sekolah dasar dan menengah agar mampu menjadi pendidik yang lebih inovatif dan efektif di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika.

"Kami mengundang guruguru, memberi mereka beasiswa untuk diberi pelatihan tujuannya guru-guru ini akan memberikan satu inspirasi, atau mereka punya cara baru untuk mengajarkan STEM (sains, teknologi, engineering, dan mathematics) supaya menumbuhkan minat yang lebih besar bagi anak-anak. Tujuannya, agar ke depan anak-anak didiknya punya keinginan lebih luas untuk berkarya ataupun memiliki keinginan berkembang lebih jauh di bidang STEM," kata Roy Kosasih, Presdir Honeywell Indonesia, dalam press conference Guru HESA (Honeywell Educators at Space Academy), Siap Untuk Indonesia di Hotel JW Marriot Jakarta, Jumat (29/6).

Dalam program yang berlangsung selama lima hari, para guru itu mengikuti pembelajaran intensif selama 45 jam di kelas, laboratori serta beragam pelatihan, dengan fokus pada kegiatan eksplorasi luar angkasa. Tak hanya itu saja, para guru juga belajar melalui simulasi pelatihan yang digunakan para astronot NASA dan mengasah jiwa kepemimpinan dan kerja sama mereka, dan sekaligus membangun koneksi dengan guru-guru dari negara lain.

"Kami sangat bangga atas kerja sama dengan Honeywell ini di mana kami terus mengundang guru-guru dari seluruh dunia untuk belajar dan tumbuh bersama di fasilitas kami di Alabama," ujar Deborah Barnhart, CEO dan Executive Director USSRC.

Dari Indonesia terpilih sepuluh guru dan mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan sejak 21 hingga 25 Juni 2018. "Terpilih dalam program HESA sungguh pengalaman yang tidak terlupakan. Kesempatan ini menambah pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk menginspirasi siswa agar tertarik mendalami STEM. Bukan tidak mungkin suatu saat dari Indonesia, bisa muncul astronot," kata Darum Budiarto, guru SMKN 1 Seram Bagian Timur, Maluku.

Salah satu guru lainnya, Nur Fitriana mengatakan pelatihan yang didapat selama berada di USSRC sangat berharga dan menyenangkan sehingga dapat dipraktekkan di sekolah dan menarik minat anak-anak didiknya.

"Simulasi roket sederhana ternyata dapat menjadi bahan pelajaran di bidang matematika. Selama ini anak didik saya terkesan takut dan pusing dengan matematika, tapi dengan simulasi ini pasti akan berubah. Praktek simulasi roket ini bisa membuat matematika menjadi pelajaran yang meaningfull dan fun," ujarnya.

Melibatkan Partisipasi Orang Tua

Berdasarkan penelitian, anak-anak di Indonesia ketinggalan pengetahuan literasi, sains dan matematika. Bahkan dari data yang diperoleh dari Global Education League pada 2012, Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara.

Penelitian di Universitas Harvard menunjukan perlu waktu 128 tahun untuk Indonesia mengejar ketinggalan pada pendidikan yang ada di negara-negara maju. Hal itulah yang mendorong Ruangguru sebagai perusahaan teknologi Indonesia yang berbasis pendidikan untuk mengadakan Ruangguru Fest sebagai rangkaian tur dari kampanyenya, #BelajarItuKeren.

Tur yang diselenggarakan untuk menyambut tahun ajaran baru ini diadakan di sepuluh kota di Indonesia, yaitu Makassar, Medan, Pekanbaru, Bandar Lampung, Palembang, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

"Saya senang dengan acara ini karena tidak hanya anak-anak yang berpartisipasi tetapi juga orang tua," kata Tina, salah satu orang tua dari peserta Ruangguru Fest.

Dengan jumlah pengguna sebesar 8,3 juta user, Ruangguru ingin tidak hanya dapat memberikan pengetahuan tentang pelajaran, namun juga dapat menginspirasi orang banyak. Selain itu, memanfaatkan teknologi untuk melakukan kegiatan positif seperti belajar juga dinilai sangat efektif. Terlebih, anak-anak zaman sekarang sangat aktif bermain gadget.

"Jadi gimana bisa membelokkan anak-anak dengan gadget ke hal yang lebih positif, layaknya belajar," ujar Belva Devara, Co-Founder dari Ruangguru.

Pihaknya pun kerap melakukan berbagai survei setiap bulan untuk mengetahui keefektifan cara belajar menggunakan teknologi seperti ini, dan banyak yang mengatakan puas. Belva menambahkan, jika banyak orang mengira bahwa pengguna Ruangguru terbatas hanya di kota besar, padahal sebenarnya teknologi ini sudah menjangkau kota-kota kecil. "Malah kebanyakan di kota-kota tingkat kedua dan ketiga," katanya.

Hal itu dikarenakan kalau di kota besar, banyak di antaranya sudah memiliki akses dan dana untuk bimbingan belajar offline. Sedangkan untuk di kota-kota lain, belum tentu hal tersebut didapatkan. Ia mengharapkan adanya Ruangguru Fest ini dapat menginspirasi anak-anak dan orang tua serta memberikan pemahaman bahwa belajar itu menyenangkan dan tidak membosankan.

Pentingnya STEM untuk SD, SMP, SMA

Code.org menyatakan 58 persen dari semua pekerjaan baru di bidang STEM adalah komputasi, sementara 8 persen lulusan STEM adalah lulusan ilmu komputer.

Selain itu, hanya 12 negara bagian di AS yang telah mengadopsi kebijakan untuk memberi semua siswa sekolah menengah akses ke kursus ilmu komputer dan hanya lima dari total tersebut yang memberi akses ke semua siswa K-12. Sejalan dengan kebutuhan untuk menjaring sebanyak-banyaknya siswa/ siswi di seluruh dunia agar mereka tertarik pada STEM, Honeywell berfokus meningkatkan pendidikan STEM dan mengatasi kesenjangan melalui program yang melibatkan dan membangkitkan minat siswa/ siswi dan pendidik. Salah satu program pendidikan STEM yaitu HESA.

Melalui kemitraan dengan USSRC, Honeywell menciptakan program beasiswa HESA bagi guru matematika dan sains sekolah tingkat menengah.

Guru-guru yang telah mendaftar di program Honeywell Educators at Space Academy mengikuti proses evaluasi yang ketat oleh tim khusus Honeywell, dimana setiap pelamar dinilai keterampilannya termasuk beberapa pertanyaan terkait mata pelajaran matematika dan sains.

Sementara itu, HESA menjadikan dan menginspirasi para guru sekolah tingkat menengah di bidang matematika dan sains untuk mempromosikan pendidikan di bidang STEM baik di AS maupun di seluruh dunia.

Sejak 2004, lebih dari 3.000 alumni HESA berasal dari lebih 62 negara dan di seluruh negara bagian AS telah memberikan manfaat dan dampak pada lebih dari 5 juta siswa.

Sejak 2013, 40 guru SD, SMP, SMA Indonesia telah mendapatkan beasiswa ke space camp dan lulus dari program dengan sukses.

gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top