Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mencermati Data Inflasi AS

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (14/12). Pergerakan rupiah bakal dipengaruhi data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) pada November lalu yang diprediksi lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya.

Analis DCFX Futures, Lukman Leong, menilai apabila penurunan inflasi belum sesuai ekspektasi pasar, maka akan menjadi sentimen negatif bagi rupiah disebabkan penguatan dollar AS. Selain itu, dari dalam negeri, perlambatan ekonomi bakal menjadi sentimen internal yang menekan rupiah.

Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (14/12), bergerak melemah di kisaran 15.600-15.750 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (13/12) sore, ditutup turun, seiring pelaku pasar yang menjauhi aset berisiko menjelang rilis data inflasi AS. Rupiah ditutup melemah 29 poin atau 0,19 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.657 rupiah per dollar AS.

Analis DCXF Futures Lukman Leong mengatakan, dalam beberapa sesi terakhir dollar AS cenderung menguat setelah data inflasi produsen AS pada minggu lalu yang lebih tinggi. "Walau demikian saya melihat rupiah cenderung kembali tertekan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi," ujar Lukman.

Pada akhir pekan lalu, rilis data inflasi produsen AS untuk November terlihat lebih tinggi dari yang diperkirakan. Hal itu memperkuat kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (the Fed) sekalipun dengan kecepatan yang lebih lambat.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top