Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mencengangkan! Penelitian Ungkap Berdiri Hanya dengan Satu Kaki Mampu Mengungkapkan Risiko Kematian, Kok Bisa?

Foto : Getty images Via India Today

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah studi menemukan bahwa orang berusia lanjut yang tidak mampu berdiri dengan satu kaki selama 10 detik memiliki peluang kematian dua kali lipat lebih besar dalam 10 tahun ke depan seperti dilaporkan IFL Science.

Studi yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine itu menghubungkan ketidakmampuan untuk menyeimbangkan satu kaki selama 10 detik dengan hampir dua kali lipat risiko kematian dari penyebab apa pun dalam 10 tahun ke depan dibandingkan mereka yang dapat berdiri tanpa penyangga apa pun.

Dikutip dari India Today, penelitian ini dilakukan di antara 1.702 orang berusia antara 51 dan 75. Mereka diikuti antara 2008 dan 2020 untuk penelitian.

Pada awalnya, para peserta diminta untuk mengangkat satu kaki dan meletakkannya di sisi belakang bagian bawah kaki lainnya seraya menjaga lengan mereka di samping dan melihat ke depan. Para peserta diberikan tiga kali percobaan. Satu dari lima peserta gagal dalam tes.

Dalam 10 tahun berikutnya, 123 peserta meninggal karena berbagai sebab. Setidaknya 32 persen di antaranya disebabkan oleh kanker, 30 persen oleh penyakit kardiovaskular, 9 persen oleh penyakit pernapasan dan 7 persen karena komplikasi COVID-19.

Dengan memperhitungkan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan, para peneliti menentukan bahwa mereka yang tidak dapat menyelesaikan tes sikap satu kaki selama 10 detik, memiliki 84 persen peningkatan risiko kematian dari penyebab apa pun dalam dekade berikutnya.

Mereka yang gagal dalam tes juga tampaknya memiliki kesehatan yang lebih buruk seperti, terkena diabetes tipe 2 tiga kali lebih umum pada kelompok yang gagal daripada yang berhasil, dan ada proporsi obesitas, tekanan darah tinggi, profil lemak yang tidak sehat, dan/atau resiko terkena penyakit jantung yang lebih tinggi

Mempertimbangkan temuan penelitian, para peneliti, yang dipimpin oleh Dr. Claudio Gil Araujo dari Rio de Janeiro, menyarankan bahwa tes keseimbangan harus menjadi bagian dari pemeriksaan rutin untuk orang tua.

"Saya pikir kebugaran non-aerobik yang buruk (biasanya terkait dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, tetapi tidak selalu) adalah latar belakang sebagian besar kasus kelemahan dan diketahui bahwa menjadi lemah sangat terkait dengan kualitas hidup yang buruk, aktivitas fisik yang kurang/ olahraga dan sebagainya," kata Dr Claudio Gil Araujo, penulis utama, seperti dikutip dari IFL Science.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top