Mencari Secercah Harapan dalam Kegelapan
Seorang warga Desa Sungai Dungun, Kecamatan Terentang Hulu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, tengah mencoba lampu berbahan bakar minyak goreng yang tidak mengeluarkan asap.
Diakui Daino, sumber pencahayaan yang ideal sejauh ini masih berasal dari mesin genset, meski bising, aliran listrik yang dihasilkan sangat maksimal, ketimbang sumber listrik lain seperti panel surya misalnya.
"Kalau panel surya hanya kuat untuk penerangan saja, harganya sekitar 4 jutaan rupiah, tapi sayangnya kalau menonton TV payah. Berbeda dengan genset, dia kuat selagi ada modal untuk beli bahan bakarnya," sambungnya.
Biaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan genset terhitung mahal. Daino menjabarkan, untuk pemakaian selama 4 jam membutuhkan bahan bakar solar 4 liter, 1 liternya harga jual solar di desanya dikisaran 10 ribu rupiah.
Secara keseluruhan modal untuk pencahayaan yang dikeluarkan Daino setiap bulannya sebesar 450 ribu rupiah. Besaran kebutuhan itu sangat membebani, karena penghasilannya sebagai guru per bulan hanya 500 ribu rupiah.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya