
Menantikan Data Ekonomi AS, Ini Prediksi Pergerakan IHSG
Foto: istimewaJAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren positif jelang akhir pekan ini. Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sentimen eksternal, terutama perkembangan ekonomi di Amerika Serikat (AS).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pasar menantikan data ekonomi AS. Karenanya, Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (3/1), berpeluang menguat dengan level support 7.117 dan resistance 7.187.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/1) sore, ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 83,30 poin atau 1,18 persen ke posisi 7.163,20. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 10,56 poin atau 1,28 persen ke posisi 837,21.
- Baca Juga: OJK Catat Pembiayaan Syariah Multifinance Senilai Rp27,92 triliun
- Baca Juga: Permintaan Parsel Meningkat
“Indeks saham di kawasan Asia akan terus berada di bawah tekanan, paling tidak hingga akhir kuartal I-2025. Investor melihat kebijakan America First akan mendongkrak pertumbuhan dan tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS), menopang nilai tukar dollar AS serta membatasi ruang bagi bank sentral di Asia untuk memangkas suku bunga,” sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta.
Investor memandang kinerja indeks saham di Asia tidak akan mengalahkan kinerja indeks saham di AS dalam waktu dekat, meskipun valuasi saham di Asia yang sudah sangat murah dibandingkan dengan valuasi saham di AS.
Investor cenderung fokus pada perusahaan-perusahaan dengan aliran kas yang kuat dan neraca yang sehat, karena perusahaan seperti ini lebih mampu menghadapi situasi di mana suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama, serta juga menyesuaikan diri dengan kebijakan tarif perdagangan yang baru di AS.
Dari sisi makroekonomi, data Manufacturng PMI Korea Selatan turun ke level 49,0 pada Desember 2024, dari sebelumnya 50,6 pada November 2024, yang menandakan kontraksi ketiga dalam empat bulan terakhir dan merefleksikan masih lemahnya sektor manufaktur Korea Selatan.
Perhitungan akhir (final) data Judo Bank Manufacturing PMI Australia turun ke level 47,8 pada Desember 2024 dari level 49,4 pada November 2024, dan lebih buruk dari perhitungan awal 48,2, yang menandakan pemburukan kondisi di sektor manufaktur selama sebelas bulan beruntun.
Dari dalam negeri, data S&P Global Manufacturing PMI Indonesia melompat ke level 51,2 pada Desember 2024 dari level 49,6 pada bulan sebelumnya, yang merupakan pertumbuhan pertama di sektor manufaktur sejak Juni 2024.
- Baca Juga: Penjualan Tiket KA
- Baca Juga: Audit Rutin Minyakita demi Jaga Kualitas hingga Kepercayaan Publik
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Perluas Jangkauan, Manulife Indonesia Resmikan Kantor Pemasaran Mandiri di PIK
- 3 Penerbitan Surat Edaran THR Ditunda
- 4 Regulasi Jaminan Sosial Dirombak, Ini Aturan Baru dari Menaker
- 5 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah
Berita Terkini
-
Pendukung Kecewa Semen Padang Gagal Keluar dari Zona Degradasi, Persih Kokoh di Puncak
-
Pebulu Tangkis Mulai Perjuangan Berat di All England
-
Antisipasi Lonjakan Harga Jelang Lebaran, ID FOOD Gelontorkan 55,3 Ribu Ton Daging Sapi & Kerbau
-
Pemangkasan Rating Goldman Sachs Dinilai Kurang Baik Bagi Pasar
-
Agar Hadiah Lebaran Makin Berkesan, Berikut Ini Tips Memilih Keranjang Parsel