Menanti Data Inflasi AS Pekan Ini
Foto: ISTIMEWAJAKARTA – Sentimen eksternal, terutama data ekonomi Amerika Serikat (AS), diperkirakan masih dominan mempengaruhi pergerakan rupiah.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede melihat penguatan rupiah pada akhir pekan lalu cenderung terbatas. Pekan ini, lanjutnya, pergerakan rupiah akan dipengaruhi rilis data inflasi AS yang akan dijadikan petunjuk baru bagi investor melihat prospek pemotongan suku bunga pada 2025.
Karenanya, Josua memproyeksi kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (11/11), bergerak di kisaran 15.600- 15.750 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Jumat (8/11) sore, ditutup menguat menguat 68 poin atau 0,43 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.672 rupiah per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pemangkasan suku bunga acuan AS membantu penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS untuk sementara. Rapat dewan kebijakan bank sentral AS (The Fed) atau Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,5-4,75 persen.
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Lulus Semua, 68 Penerbang AL Tuntaskan Kursus Peningkatan Profesi Selama Setahun
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Pemerintah Jamin Stok Pangan Aman dengan Harga Terkendali Jelang Nataru
- 5 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
Berita Terkini
- Indonesia Episentrum Penting Sejarah Evolusi Manusia
- Libur Hari Natal, ASDP Catat 44.800 orang Tinggalkan Jawa menuju Sumatera
- Tingkatkan TKDN Laptop Nasional, Zyrex Gandeng UGM dan Xacti
- Tim SAR evakuasi enam pendaki tersesat di Gunung Ponteoa
- Menhut: Pendakian Semeru dibuka hanya sampai Ranu Kumbolo