Menanti Data Ekonomi AS

JAKARTA - Penguatan rupiah terhadap dollar AS kemarin diperkirakan bersifat terbatas sehingga ada peluang berbalik arah dalam jangka pendek. Sebab, fokus investor saat ini adalah pada angka layanan yang akan dirilis pada Rabu (5/5) dan data penggajian di Amerika Serikat (AS) pada Jumat pekan ini dan pasar tampak seimbang.

Beberapa analis mengatakan angka yang kuat dapat meningkatkan dollar dengan membawa ekspektasi ke depan untuk suku bunga yang lebih tinggi, sementara yang lain berpendapat ekonomi AS yang kuat akan membebani mata uang karena impor meningkat dan defisit perdagangan tumbuh.

Investor sekarang mencari data lebih lanjut yang akan dirilis akhir pekan ini termasuk neraca perdagangan AS dan laporan ketenagakerjaan AS April.

Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (4/5) sore, ditutup menguat sendirian di tengah pelemahan mata uang kawasan Asia. Rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi 14.430 rupiah per dollar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.450 rupiah per dollar AS.

"Penguatan rupiah kemungkinan karena data ekonomi Indonesia yang menunjukkan perbaikan yaitu data aktivitas manufaktur bukan April yang meninggi dibandingkan bulan Maret," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, kemarin.