Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
73 Tahun Indonesia Merdeka

Menakar 'Kemerdekaan' Industri Kreatif Indonesia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Alhasil jika ada dua game disandingan satu lokal dan asing, kemungkinan besar game ciptaan anak Indonesia akan tersingkirkan. "Dengan memperkenalkan game karya anak bangsa, sama juga seperti mengedukasi gamer lokal untuk mencintai produk asli 'rumahnya'. Itu sebabnya penting untuk mereka menjajal kualitas game lokal saat ini, dan dengan cara itu pula para developer lokal pun juga dapat kesempatan untuk berkembang di negerinya sendiri," jelasnya.

Dari segi kualitas, Rindra pun meyakini kualitas developer lokal saat ini dari segi sumber daya manusia (SDM) tak kalah dengan developer Internasional. "Kondisi potensi game lokal kini mulai tumbuh lebih baik 5 tahun belakangan, setelah game horor lokal Dreadout berhasil mencuri perhatian pasar dunia. Permasalahan yang dihadapi saat ini untuk pengembang game lokal ialah ada pada pendanaan, dan juga persoalan teknis saja," terang Rindra. ima/R-1

Sektor yang Menjanjikan

Di lain kesempatan, faza meonk, komikus, pencipta karakter komik Si Juki pun menyampaikan, persoalan untuk membangun industri kreatif Indonesia memang tidak mudah, tapi dirinya melihat bahwa peran pemerintah pada sektor ini dirasa cukup agresif.

"Peran pemerintah semakin baik terhadap pekerja kreatif lokal seperti kami. Bahkan untuk menguatkan industri komik dalam negeri, baru-baru ini kami mendirikan Asosiasi Komik Indonesia (AKSI), dengan harapan dapat membangun industri komik lokal ke arah yang lebih baik lagi. Kemudian melalui asosiasi ini kami juga bisa bekerja sama dengan pemerintah, dan juga memberikan masukan untuk kemajuan industri kreatif dalam negeri, khususnya komik," jelasnya.

Komikus ini juga menceritaka bahwa tantangan ke depan yang dihadapi industri kreatif komik lokal ialah soal SDM, yang dinilainya masih sangat minim. "SDM banyak tapi sayangnya, dari segi kuantitas belum banyak yang terserap ke industri. Sebenarnya itu PR besar yang ujungnya ke pendidikan, bagaimana menciptakan lulusan dengan kualitas terbaik yang siap terjun ke industri," tutur Faza.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top