Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
73 Tahun Indonesia Merdeka

Menakar 'Kemerdekaan' Industri Kreatif Indonesia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Memasuki 73 tahun kemerdekaan Indonesia, ekonomi kreatif menjadi sektor andalan negeri ini. Banyak hal yang perlu diperhatikan dan juga kembangkan, guna 'memerdekakan' industri usaha kreatif yang rata-rata di dominasi kalangan muda ini.

Era digtal yang serba canggih ini nyatanya telah mengubah tatanan hidup masyarakat dunia, masuknya era baru ini menandakan pula telah dimulainya revolusi industri keempat, yang menurut prediksi ekonom dunia, ke depan ekonomi global akan semakin bergantung pada sektor industri kreatif.

Bahkan pada skala global, nilai ekonomi industri kreatif melampaui industri perminyakan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) pada 2012, industri kreatif menyumbang 2,2 triliun dolar AS atau 230 persen lebih banyak dari nilai ekspor minyak OPEC.

Salah satu penguat sektor industri kreatif ialah karena dukungan teknologi informasi yang merasuk dalam aktivitas masyarakat sehari-hari menyebabkan pertumbuhan eksponensial pada industri kreatif yang mencakup di antaranya industri perangkat lunak komputer, film, musik, publikasi, hiburan, dan fashion.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara melihat ekonomi digital yang berkembang saat ini bukan hanya dikategorikan sebatas bisnis e-commerce saja. Namun juga semua aktivitas yang memanfaatkan kemajuan teknologi digital guna mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia.

Salah satu yang potensial menurutnya ialah industri game lokal. Diperkirakan ada 43,7 juta gamers di dunia yang bisa menjadi pendorong pengembangan game lokal, sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. "Ini merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, apalagi generasi milenial sangat suka bermain game. Saya melihat ini sebagai peluang bagaimana kita bisa mengembangkan ekonomi digital," ujar Rudiantara, di Jakarta, belum lama ini.

Langkah utama untuk memajukan industri kreatif, tak terkecuali game ialah dengan mempromosikanya. Dalam hal ini game merupakan salah satu bagian dari sektor ekonomi kreatif yang sedang berusaha dimajukan pihak pemerintah. "Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam membantu para developer game lokal adalah promosi berbagai ke pasar luar negeri," terangnya.

Kendati demikian untuk 'memerdekakan' karya game lokal tidak melulu berkaitan promosi ke luar negeri. Langkah tersebut dinilai Rindradana Rildo, pengamat game Indonesia, sangat baik. Namun alangkah baiknya juga mempopulerkan karya game lokal itu ke pasar dalam negeri.

"Ini soal kebiasaan saja, gamer lokal itu sudah terbiasa mengkonsumsi produk game asing, mereka tidak tahu sebenarnya ada game lokal bagus dan patut mereka coba. Kesempatan seperti ini yang jarang didapat gamers lokal, sehingga asumsinya game asing terus lebih bagus ketimbang lokal, padahal itu tidak benar. Pasar lokal juga tidak bisa dianggap remeh" terang Rindra yang juga pendiri komunitas Abuget kepada Koran Jakarta, belum lama ini.

Alhasil jika ada dua game disandingan satu lokal dan asing, kemungkinan besar game ciptaan anak Indonesia akan tersingkirkan. "Dengan memperkenalkan game karya anak bangsa, sama juga seperti mengedukasi gamer lokal untuk mencintai produk asli 'rumahnya'. Itu sebabnya penting untuk mereka menjajal kualitas game lokal saat ini, dan dengan cara itu pula para developer lokal pun juga dapat kesempatan untuk berkembang di negerinya sendiri," jelasnya.

Dari segi kualitas, Rindra pun meyakini kualitas developer lokal saat ini dari segi sumber daya manusia (SDM) tak kalah dengan developer Internasional. "Kondisi potensi game lokal kini mulai tumbuh lebih baik 5 tahun belakangan, setelah game horor lokal Dreadout berhasil mencuri perhatian pasar dunia. Permasalahan yang dihadapi saat ini untuk pengembang game lokal ialah ada pada pendanaan, dan juga persoalan teknis saja," terang Rindra. ima/R-1

Sektor yang Menjanjikan

Di lain kesempatan, faza meonk, komikus, pencipta karakter komik Si Juki pun menyampaikan, persoalan untuk membangun industri kreatif Indonesia memang tidak mudah, tapi dirinya melihat bahwa peran pemerintah pada sektor ini dirasa cukup agresif.

"Peran pemerintah semakin baik terhadap pekerja kreatif lokal seperti kami. Bahkan untuk menguatkan industri komik dalam negeri, baru-baru ini kami mendirikan Asosiasi Komik Indonesia (AKSI), dengan harapan dapat membangun industri komik lokal ke arah yang lebih baik lagi. Kemudian melalui asosiasi ini kami juga bisa bekerja sama dengan pemerintah, dan juga memberikan masukan untuk kemajuan industri kreatif dalam negeri, khususnya komik," jelasnya.

Komikus ini juga menceritaka bahwa tantangan ke depan yang dihadapi industri kreatif komik lokal ialah soal SDM, yang dinilainya masih sangat minim. "SDM banyak tapi sayangnya, dari segi kuantitas belum banyak yang terserap ke industri. Sebenarnya itu PR besar yang ujungnya ke pendidikan, bagaimana menciptakan lulusan dengan kualitas terbaik yang siap terjun ke industri," tutur Faza.

Padahal berprofesi sebagai komikus di era baru ini sangat menjanjikan. Faza merasa secara personal dirinya merasa 'merdeka' di profesi anti-mainstream tersebut. "Saya sudah full bekerja di bidang ini, dan sangat menjanjikan. Sebagai komikus saya juga merasa merdeka, tapi dari sisi industri belum memilikinya. Kami akan terus mengupayakannya agar merasakan kemerdekaan bersama, terlebih wadah berkarya di ranah digital begitu terbuka luas, masyarakat dan pemerintah pun mulai mengapresiasi karya-karya kami," tandasnya.

Sekedar informasi, industri ekonomi kreatif nasional telah mengalami pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data nasional, sektor industri kreatif telah menyerap 15,9 juta tenaga kerja dengan kontribusi 7,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau setara dengan 852 triliun rupiah.

Selain itu ekonomi kreatif telah menjadi salah satu pilar penting perekonomian Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik tentang ekonomi kreatif pada 2015, Ekonomi Kreatif telah memiliki nilai ekspor sebesar 19,4 miliar dolar AS (12,88 persen). ima/R-1

Pertumbuhan Aplikasi Cukup Pesat

Berkembangnya dunia digital di Indonesia berpengaruh pada pertumbuhan aplikasi mobile, tak terkecuali di Indonesia.

Perkembangan aplikasi dan pengguna internet yang tinggi, membantu pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Kepuasan pelanggan menjadi tujuan bagi setiap brand, diimbangi dengan pelayanan mudah dan tenaga professional. Hal ini juga berpengaruh saat proses pembangunan rumah.

Material bahan bangunan berkualitas dan waktu pengerjaan yang cepat menjadi perhatian khusus bagi pemilik rumah. "Apalagi jika proses pembangunan dan instalasi rumah dapat dikendalikan melalui ponsel. Lebih hemat waktu," ujar Andi Hermawan, Head of Marketing Communications and Customer Care PT Penguin Indonesia.

Misalnya pemasangan tangki air di rumah, lanjut Andi, pada umumnya, pemasangan ini memerlukan tenaga ahli pada saat instalasi.

Saat ini, kata Andi, pemasangan instalasi tangki air dapat dipanggil hingga ke rumah Anda. Penguin Indonesia mengenalkan aplikasi bernama tukang.com untuk meningkatkan pelayanan dalam pemasangan tangki air Penguin.

Tukang.com membantu technical support dari Penguin Indonesia untuk menyediakan tenaga ahli profesional yang dapat membantu Anda dalam instalasi tangki air Penguin.

"Ke depannya tentu kami kembangkan lagi jenis-jenis tangki lain yang pemasangannya dapat dilakukan melalui tukang.com," tambah Andi.

Adanya kerjasama ini pelanggan tidak perlu khawatir dengan hasil pekerjaan dari tukang.com. Pelanggan pun tidak perlu repot menyediakan alat-alat bantu kerja. Aplikasi ini dapat di unduh dari Smartphone berbasis iOS dan OS Android.Tukang.com bergaransi 7 hari setelah masa pengerjaan. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top