Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Memilih Kursi Paling Aman di Pesawat, Simak Penjelasan Ahli Penerbangan

Foto : The Conversation/Shutterstock

Kursi pesawat.

A   A   A   Pengaturan Font

Di mana kondisi kecelakaan terjadi juga akan menentukan kemampuan bertahan hidup. Menabrak gunung tentu akan mengurangi peluang untuk bertahan hidup secara signifikan, seperti yang terjadi pada bencana tahun 1979 tragis di Selandia Baru. Penerbangan Air New Zealand TE901 yang menabrak lereng Gunung Erebus di Antartika yang menewaskan 257 penumpang dan awak kabin.

Mendarat di lautan dengan hidung pesawat terlebih dahulu juga mengurangi peluang untuk bertahan hidup, seperti yang terjadi dengan Air France dengan nomor penerbangan 447 pada tahun 2009, di mana 228 penumpang dan awak kabin menjadi korban jiwa.

Pilot dilatih untuk sebaik mungkin meminimalisir potensi risiko dalam keadaan darurat. Mereka akan berusaha menghindari menabrak gunung dan mencari tempat yang datar, seperti lapangan terbuka, untuk melakukan pendaratan senormal mungkin. Teknik untuk mendarat di air memerlukan penilaian kondisi permukaan dan upaya untuk mendarat di antara gelombang untuk mendapatkan sudut pendaratan normal.

Pesawat dirancang untuk menjadi sangat kuat dalam situasi darurat. Padahal, alasan utama awak kabin mengingatkan kita untuk tetap memasang sabuk pengaman bukanlah karena risiko kecelakaan, tetapi karena "turbulensi udara" yang dapat dialami kapan saja di ketinggian. Fenomena cuaca inilah yang dapat menyebabkan kerusakan terbesar pada penumpang dan pesawat.

Manufaktur sedang merancang pesawat baru dengan lebih banyak bahan komposit yang mampu mengatasi tekanan dalam penerbangan. Pada desain ini, sayap pesawat tidak kaku dan dapat melentur untuk menyerap pembebanan ekstrem untuk mencegah kegagalan struktural.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top