Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Membuat 200 Loyang Martabak Tiada Henti

Foto : KORAN JAKARTA/WIAYATMAKA
A   A   A   Pengaturan Font

Masyarakat Bangka baru saja merayakan Festival Kue Bulan atau Pat Ngiat Pan di Puri Tri Agung di Sungailiat, Sabtu (29/9). Ribuan masyarakat dijamu gratis aneka kuliner. Salah satu makanan yang diserbu adalah martabak "Akwan." Merek martabak manis ini mengambil nama pemiliknya, Akwan. Sejak dibuka pukul 18.00 masyarakat tiada henti antre untuk menerima martabak. Mereka mengambil empat sampai lima potong.

"Kami menyiapkan untuk 200 loyang martabak manis," kata salah satu petugas yang melayani memotong martabak bernama Yanti. Wajar saja antrean tiada henti karena rasanya memang enak. Namun, bukan rasanya saja yang menarik perhatian, tetapi lebih-lebih adalah pembuatnya, yaitu Akwan itu sendiri.

Kakak Yanti ini mampu membuat sekitar 200 loyang tiada henti alias nonstop dalam kondisi harus serbacepat. "Kalau lambat akan gosong," ucap Akwan. Memang orang yang sudah menekuni bisnis martabak sejak dua tahun lalu ini begitu sigap mengaduk bahan-bahan martabak, menuangkan ke loyang di atas kompor. Setelah itu dia pindah ke loyang lain untuk melihat kalau sudah matang langsung diserahkan ke Yanti dan kawan-kawan untuk dipotong dan dibagikan kepada warga yang sudah antre. Lalu mengisi lagi yang kosong. Begitu seterusnya.

Sementara itu, Akwan terus membuat martabak dengan menggunakan empat loyang sekaligus. Bisa dibayangkan dia harus bekerja serbacepat agar martabak tidak gosong dan cepat disajikan. Dia termasuk tangguh bekerja terus menerus tiada henti mulai pukul 17.00 hingga hampir pukul 21.30. Bajunya pun tampak basah, walau berkali-kali dia telah mengusap keringat. "Tujuannya biar membahagiakan masyarakat. Itu saja, gak ada lainnya," katanya, saat ditanya motif melayani.

900 Mangkuk

Tidak kalah hebat adalah pekerjaan yang dilakukan Asun. Dia juga bagian dari pelayanan kuliner gratis untuk perayaan Pat Ngiat Pan. Tugas Asun adalah membagikan kembang tahu. Dia tak kalah tangguh karena harus membagikan kembang tahu dari pukul 18.00 sampai pukul 21.30, tiada henti juga. Banyak petugas atau tenaga yang membantu menyerah, dia tak pernah beranjak dari awal sampai akhir.

ASUN(KORAN JAKARTA/WIAYATMAKA)

"Satu termos sekitar 200 mangkok. Saya menyiapkan delapan termos dan setengah termos. Habis semua," kata Asun. Itu berarti Asun dan teman-temannya membagikan sekitar 900-an mangkok. Dia dengan tekun dan telaten membagikan kembang tahu kepada masyarakat. Tiap mangkok dia beri dua atau tiga sendok kembang tahu ditambah satu sendok pemanis.

Baik Akwan maupun Asun sama-sama melayani. Rasanya, berbagi kebahagiaan dan pelayanan itu pula yang membuat mereka berdua kuat berdiri dan tidak beranjak untuk merampungkan sampai martabak dan kembang tahu habis agar semua pengunjung menikmati dengan gembira. Ini sejalan dengan tujuan perayaan itu sendiri.

"Sederhana saja. Ini hanya bagian dari berbagi kebahagiaan kepada masyarakat agar mereka ikut merasakan kegembiraan dalam perayaan Pat Ngiat Pan," kata Ketua Panitia Perayaan Pat Ngiat Pan, Bambang Patijaya. Ya, semua tampak bahagia karena tak ada makanan tersisa. widi

Komentar

Komentar
()

Top