Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERADA

Membuang Sampah di Tempatnya, Belumlah Cukup

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Rumah bersih dan bebas dari sampah merupakan dambaan setiap orang. Namun untuk mewujudkannya, harus ada kemauan dan usaha. Buku ini membahas sampah yang menimbulkan berbagai permasalahan, proses meminimalkan, memperlakukan sampah, hingga teknik detail mengolah sampah.

Mungkin orang berpikir, membuang sampah di tempatnya sudahlah cukup, padahal tidak. Sampah tersebut akan menumpuk di tempat lain. Mungkin di tempat kita bersih, tapi bermasalah di tempat lain (hal 15). Kemasan makanan plastik, styrofoam, bekas botol minuman, dan lainnya hanya berpindah tempat. Untuk menguraikan, ada yang memerlukan tahunan, puluhan, bahkan ratusan tahun.

Sampah terus menumpuk hingga tempat pembuangan sampah tak mampu lagi menampung. Sampah menimbulkan pencemaran air dan udara, serta merusak ekosistem lainnya. Maka, membuang sampah pada tempatnya belumlah cukup.

Zero waste tidak hanya mengenai recycle atau mendaur ulang. Tetapi meliputi tahap refuse (menolak), reduce (mengurangi) dan reuse (menggunakan kembali) melalui repair (memperbaiki) dan replace (mengganti) dan terakhir recycle (mendaur ulang) sehingga populer dengan gerakan 5R oleh Bea Johnson.

Setelah mengetahui landasan zero waste, dalam praktiknya kita bisa melakukan cegah, pilah, dan olah. Yang perlu dilakukan menolak penggunaan barang sekali pakai dan menggantinya dengan barang yang bisa dipakai berulang. Contoh, kantong kresek diganti tas belanja. Botol plastik dan tempat makanan sekali pakai diganti yang dipakai berulang. Perilaku ini dapat mengurangi sampah.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top