Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Memanas! Seperti Rusia, Azerbaijan Perintahkan Negara Tetangganya Demiliterisasi Wilayah Sengketa, Ada Apa?

Foto : Istimewa

Peta lokasi Azerbaijan dan Armenia.

A   A   A   Pengaturan Font

Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada hari Rabu (3/8) menekankan pentingnya "demiliterisasi" Nagorno-Karabakh sebagai menjadi "kebutuhan mutlak," di tengah ketegangan terbaru antara Azerbaijan dan Armenia.

Dikutip dari Russia Today, Azerbaijan telah "berulang kali menyatakan" bahwa kehadiran pasukan Armenia dan "kelompok bersenjata ilegal Armenia" yang terus berlanjut di wilayah yang disengketakan tetap menjadi "sumber bahaya".

Nagorno-Karabakh sendiri diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun, wilayah tersebut memiliki sebagian besar penduduk Armenia dan telah secara de facto diatur oleh otoritas Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri sejak tahun 1990-an, ketika wilayah tersebut pertama kali berusaha untuk melepaskan diri dari Azerbaijan. Sejak itu, penduduk Armenia di Nagorno-Karabakh dan milisi lokal menikmati dukungan dari Yerevan.

Pernyataan itu muncul ketika Azerbaijan melakukan operasi militer di wilayah tersebut, yang diklaim diluncurkan sebagai tanggapan atas pelanggaran gencatan senjata "kasar" oleh milisi lokal yang diduga berusaha membangun posisi tempur baru di wilayah tersebut.

Ketegangan di Nagorno-Karabakh telah meningkat sejak awal minggu karena Azerbaijan dan Armenia saling menuduh provokasi militer, termasuk serangan dan penembakan "intens".

Outlet media Armenia sebelumnya melaporkan bahwa Azerbaijan telah merencanakan serangan terhadap apa yang disebut Koridor Lachin, yakni jalur pegunungan yang menghubungkan Armenia ke wilayah tersebut.

Pada sisi lain, Sekretaris Dewan Keamanan Armenia Armen Grigoryan juga mengatakan kepada media lokal pada hari Rabu (3/8) bahwa Azerbaijan menuntut Armenia berhenti menggunakan Koridor Lachin dan memilih rute yang berbeda yang dapat menghubungkannya ke Nagorno-Karabakh.

Grigoryan mengecam tuntutan itu karena melanggar kesepakatan gencatan senjata 2020 yang disepakati kedua belah pihak setelah mediasi Rusia.

Pada tahun 2020, dunia menyaksikan gejolak besar terbaru dari konflik yang membara antara kedua tetangga itu ketika kedua negara itu berperang selama 44 hari, di mana Azerbaijan berhasil merebut bagian-bagian Nagorno-Karabakh.

Konflik akhirnya berakhir dengan gencatan senjata yang membuat pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah yang disengketakan, termasuk Koridor Lachin.

Kedua belah pihak telah berulang kali menuduh satu sama lain memprovokasi permusuhan. RT menuturkan pusat penjaga perdamaian Rusia juga mengatakan pihaknya mencatat pelanggaran gencatan senjata, menambahkan bahwa pasukan Rusia mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah secara damai bekerja sama dengan pihak Armenia dan Azerbaijan.

Pada hari Rabu (3/8), Uni Eropa mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan permusuhan dan kembali ke pembicaraan.

"Sangat penting untuk mengurangi ketegangan, sepenuhnya menghormati gencatan senjata dan kembali ke meja perundingan untuk mencari solusi yang dinegosiasikan," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari RT.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top