Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Memahami Perubahan yang Begitu Cepat dan Disrupsi, Leader Dituntut Jadi Exponential Leadership

Foto : Istimewa

Founder Kubik Leadership, Jamil Azzaini (kanan) bersama trainer Indrawan Nugroho dalam acara Exponential Leadership di Jakarta, Selasa (14/3)

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Lingkungan sekitar berubah begitu cepat. Saat ini, manusia hidup di dalam sebuah era yang sangat menarik dan seru, meski terkadang menghadirkan ketegangan-ketegangan. Era ini belum pernah terjadi di masa-masa sebelumnya, di mana semua hal berubah dengan begitu cepat, sehingga menuntut semua pihak untuk melakukan transformasi.

Sayangnya menurut survei dari McKinsey, 70 persen upaya transformasi perusahaan gagal, karena sebagian orang mengira penyebabnya adalah teknologi. Nyatanya 84 persen upaya transformasi gagal disebabkan karena faktor orang (Forbes Insight).

Dengan memahami kondisi tersebut, Kubik Leadership, lembaga training, coaching dan consulting yang mengedepankan Lead for Impact dalam setiap produknya kembali menghadirkan public training Exponential Leadership bertajuk "Leaders Lead To Create The Future By Transforming People" selama dua hari, 14-15 Maret 2023 kepada para leader dari berbagai perusahaan untuk belajar bersama sekaligus berlatih untuk menjadi seorang Exponential Leader.

Indrawan Nugroho yang berbicara pada sesi pertama mengajak para peserta untuk memahami pergerakan yang begitu cepat dan juga distrupsi. Disruption menurut Indrawan adalah sebuah era ketika pemain baru dengan inovasinya berhasil menggeser kedudukan pemain lama dalam waktu yang relatif cepat.

"Inovasi yang dibawa pemain baru itu lebih berkualitas, lebih efisien, juga lebih bermanfaat dengan menawarkan harga yang lebih murah," kata Indrawan.

Lebih daripada itu, disruption telah mengganti seluruh sistem yang bergerak dengan cara-cara lama. Dalam hal ini, ada tiga disrupsi yang muncul serentak di seluruh dunia, yaitu digital disruption, millenial disruption, dan terakhir yang terjadi begitu mengerikan adalah pandemic disruption.

Pada sesi selanjutnya, peserta diajak mengenali tiga prinsip yang harus dimiliki oleh seorang exponential leader. Tiga prinsip itu yang pertama adalah leaders lead, kedua create the future, dan ketiga transform people. Ketiga prisip itu terangkum di dalam satu kalimat yaitu "leaders lead to create the future by transforming people".

Tiga prisip itu katanya bisa dijadikan modal seorang exponential leaders sehingga dapat memiliki banyak terobosan sekaligus mampu menggalang dukungan dari berbagai pihak.

Setelah mengenal prinsip seorang exponential leader, peserta mulai diajak untuk mengenal sekaligus mempraktekkan lima modus Exponential Leadership.

Yaitu kebiasaan yang perlu diulang-ulang dalam hidup dan pekerjaan untuk mewujudkan diri menjadi pemimpin yang exponential. Modus yang pertama yaitu Inspire Greatness, disampaikan langsung oleh Jamil Azzaini bahwa memang tidak mudah menemukan greatness, yaitu sebuah kualitas untuk menjadi hebat, berbeda dari yang lain, dan menonjol di atas rata-rata orang kebanyakan. "Di sinilah diperlukan peran seorang pemimpin untuk mampu menginspirasi timnya menemukan hal tersebut," kata Jamil.

Jamil pada sesi selanjutnya juga membahas modus ke dua yaitu Ignite boldness. Dibutuhkan sebuah dorongan untuk memantik keberanian dalam diri seseorang untuk bergerak melewati tantangan, itulah ignite. Peran penting seorang pemimpin disini untuk mampu menyulut keberanian tim sehingga mampu membangun tim agar berani berbuat, belajar dari kesalahan, dan menghindari melakukan kesalahan yang sama.

Merasa Terlindungi

Lebih lanjut disampaikan dalam hari kedua, Indrawan Nugroho akan membahas modus selanjutnya yaitu Be at Forefront. Be at the forefront juga bisa dimaknai lewat kalimat "Jika ada yang jatuh, sebagai pemimpin sayalah yang akan jatuh terlebih dahulu, bukan tim."

"Memang, bukan situasi yang menyenangkan. Namun, itulah seorang pemimpin sejati, harus membuat semua orang merasa terlindungi ketika situasi memburuk. Dengan demikian, sebagai anggota tim akan melihat, mengamati, dan belajar banyak dari sikap dan cara menghadapi masalah," kata Indrawan.

Selanjutnya pada modus keempat yaitu make sacrifice. Di sampaikan pada sesi tersebut bahwa seorang pemimpin perlu melakukan pengorbanan, baik pengorbanan yang terkait dengan aset berwujud atau tangible asset maupun aset tak berwujud atau intangible asset.

"Pengorbanan di sini perlu untuk dipersiapkan bersama, menuntun anggota tim mencapai mimpinya, menurunkan ego tidak mencari popularitas sehingga mereka bisa mencapai greatness-nya masing-masing," kata Indrawan.

Untuk modus terakhir, disampaikan kembali oleh Jamil Azzaini yaitu engage personally. Bentuk engage personally yang baik yaitu dengan menemui para anggota tim secara personal. Melalui kedekatan pemimpin dan anggota tim diyakini akan meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Hal itu agar ke depan, memudahkan pemimpin untuk mengajak anggota timnya tumbuh secara eksponensial.

Dalam rangka mewujudkan peradaban SuksesMulia, Kubik Leadership juga mengajak para leader menerapkan Exponential Leader yang memiliki banyak terobosan sekaligus mampu menggalang dukungan dari berbagai pihak. Pemimpin yang mampu membawa timnya memenangkan persaingan di era eksponensial.

Jamil mengajak perusahaan maupun organisasi yang belum berkesempatan bergabung pada publik training tersebut bisa menghubungi Kubik Leadership untuk penyelenggaraan inhouse training di instansi/perusahaan masing masing.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top