Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Melihat Rumah Sakit Mata Peninggalan Belanda

Foto : Koran Jakarta / Selocahyo

Cagar Budaya - Kondisi Rumah Sakit Mata Undaan di Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, baru-bari ini masih terjaga keasriannya. Rumah sakit ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang masih berfungsi seperti tujuan aslinya.

A   A   A   Pengaturan Font

Selanjutnya pada 1950, Perhimpunan Perawatan Penderita Penyakit Mata (P4M) mengambil alih pengelolaannya dari perhimpunan dokter yang lama. Tak lama kemudian, pengelolaan RS Mata Undaan beralih ke dr Moh Basuki, setelah para tenaga medis Belanda kembali ke kampung halaman pada 1968.

Dengan usia 85 tahun, RS Mata Undaan hingga kini tetap melakukan layanan dan berkembang menjadi pusat rujukan utama pengobatan mata di Surabaya dan Jawa Timur. Pasien dari berbagai daerah bahkan Indonesia timur datang untuk mendapatkan layanan pengobatan dengan teknologi terbaru.

Sebut saja vitreoretina untuk penderita kehilangan penglihatan yang kerap dialami penderita diabetes, cangkok kornea, pemasangan implan pada kasus glukoma, laser centre, dan lain-lain.

"Operasi lasik telah menggunakan teknologi high definition sehingga lebih akurat. Ada juga bagian paediatric optalmology, strabismus, dan low vision centre untuk meningkatkan penglihatan bagi yang punya kelainan bawaan atau usia lanjut. Kami juga gencar mensosialisasikan sadar medical checkup mata, untuk mendeteksi dini kelainan dan mencegah kebutaan," kata Wakil Direktur Umum dan Keuangan RS Mata Undaan, Hargo Wahyuono, baru-baru ini.

Hargo menambahkan pihaknya juga membangun gedung lima lantai baru untuk penambahan kamar operasi, ruang rawat, dan layanan lainnya. Namun, penambahan bangunan baru itu tidak sampai melanggar ketentuan status Bangunan Cagar Budaya, sesuai Surat Keputusan (SK) Wali Kota Surabaya Nomor 188.45/283/436.1.2/2011.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top