Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Melihat Menara Air Berusia Tiga Abad

Foto : ISTIMEWA

Menara air berusia tiga abad yang masih aktif.

A   A   A   Pengaturan Font

Jangan pernah meninggalkan sejarah, kata mutiara ini mungkin juga berlaku untuk sebuah menara air. Mengapa demikian, karena usianya sudah cukup tua. Dia berada di RT 07/11 Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Dia adalah bangunan berbatu bata merah tanpa plester semen menjulang setinggi 35 meter.

Konon, bangunan dua lantai berbentuk segi empat berukuran sekitar 8 x 8 meter persegi sebagai menara air ini sudah berdiri sejak tiga abad silam, tepatnya 1719, saat masa kolonial Belanda. Menariknya, meski sudah berusia lebih tiga ratus tahun bangunan ini masih berfungsi. Bangunan masih digunakan untuk pengairan atau mencuci kereta api di Dipo atau Balai Yasa Manggarai," jelas Marjono dikutip jakartagid, Ketua RT 07/11 Manggarai, yang juga juru kunci Menara Air itu.

Marjono menyebut karena bangunan ini dianggap sebagian orang sebagai bersejarah, maka setiap hari ada saja orang berkunjung. Biasanya mereka datang hanya ingin tahu sejarah bangunan tersebut. Untuk dapat naik ke atas menara, beber Marjono, ada tangga besi di sisi barat selebar sekitar 80 sentimeter.

Baca Juga :
Kasus Ganjal ATM

Bangunan memiliki dua lantai dan di atasnya terdapat dua torn atau tempat penampungan air berkapasistas sekitar 50 ribu liter kubik. Di setiap sisi bangunan terdapat enam lubang angin berukuran 80 x 80 sentimeter, ada enam titik. Kemudian, ada lubang angin berukuran lebih besar lagi sekitar 200 x 80 sentimeter di setiap sisi.

"Terkadang air dari torn itu juga digunakan untuk hajatan warga," tambah lelaki asal Yogyakarta yang sudah menjadi juru kunci 10 tahun. Lurah Manggarai, Muhammad Arafat, menambahkan, bangunan menara air ini merupakan aset milik PT KAI. Karena itu, dia tidak bisa mengusulkan agar bangunan dijadikan sebagai cagar budaya.

"Karena ini lahan milik KAI kalau mau dijadikan objek wisata atau cagar budaya, ya harus izin terlebih KAI. Saat ini memang masih berfungsi untuk mencuci kereta api namun durasinya tidak seperti dulu lagi," tandas Arafat.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top