Megawati Pertanyakan Soal Etika Profesionalisme Media Massa di Indonesia
Megawati Soekarnoputri
Dia mencontohkan kerja keras yang dimaksud, seperti bagaimana "memerahkan" Bali pada Pemilu 2024 sehinggabukan klaim semata, tapi hanya menunjukkan kerja keras PDIP.
"Nanti 2024 seluruh Bali kita ambil, sanggup nggak. Sanggup. Kadang-kadang deh yang namanya wartawan-wartawati, jangan 'ngompor-ngomporin' orang, kerja sama aja yang baik. Saya enggak pernah 'ngomporin', diam-diam saja, kerja saja," kata Megawati.
Megawati mengatakan dirinya bukan hendak meminta pujian dari media massa. Menurut Mega, yang diharapkan adalah kerja pers seharusnya dilaksanakan sesuai etika dan berbasis perspektif yang luas.
Sebagai contoh, menurutnya, sebelum menilai seorang Megawatiseharusnya wartawan terlebih dahulu melakukan riset dan pendalaman atas dirinya, bagaimana misalnya Megawati pernah membawa Indonesia keluar dari ancaman krisis ekonomi dunia.
"Waktu itu posisi saya wapres, Indonesia kena kredit macet triliunan rupiah. Sampai aku bilang, Gusti Allah ngapain gua kalau dapat rezeki, rezekinya kayak ginian? Dan itu harus melalui hukum. Makanya wartawan buka-buka (informasi). Kemarin pidato saya katanya sombong," ucapnya.
Padahal, menurut dia, sebenarnya hal itu karena ditanyakan CNBC, pengamat ekonomi politik. Mereka mau memberikan penghargaan, dan malah Megawati menanyakan balik mengapa dirinya harus diberi penghargaan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Kris Kaban
Komentar
()Muat lainnya