Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Keterbukaan Informasi

Media Diimbau Bijak Beritakan Gempa

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketua Dewan Pers, Yosep Stanley Adi Prasetyo, mengimbau media bijaksana memberitakan gempa disertai tsunami di Palu serta Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Hal itu diperlukan agar tidak menurunkan penilaian media internasional terhadap upaya yang dilakukan pemerintah dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia menghadapi bencana alam.

"Menurut saya, media harus bijak menakar apakah antara bahaya eksodus dengan bahaya keamanan terlambat ditangani itu akan terjadi kejahatan," kata Yosep, di Jakarta, Selasa (2/10). Pernyataan Yosep itu terkait pemberitaan setelah peristiwa gempa dan tsunami yang menerjang wilayah Palu dan Donggala, Sulteng.

Yosep menekankan media bisa menggunakan kata "penjarahan" dalam pemberitaan, tapi harus mengangkat kebutuhan yang diperlukan masyarakat di Palu dan Donggala. Kenapa itu bisa terjadi sehingga pembaca juga tahu solusi apa yang dibutuhkan pemerintah.

Menurut Yosep, seluruh kejadian yang terjadi di wilayah bencana itu tidak berdiri sendiri. Namun, kemungkinan bantuan tiba terlambat di lokasi, sedangkan korban bencana membutuhkan minum dan makan. Korban yang terdampak bencana akan bergerak untuk mencari makanan dan berusaha mempertahankan hidup.

Bertahan Hidup

Lebih lanjut, Yosep menyatakan para tahanan yang melarikan diri juga menggunakan kesempatan bencana tidak hanya untuk bertahan hidup, namun bertujuan mencari keuntungan lain.

Yosep pun mengingatkan media agar menginformasikan upaya yang telah dilakukan pemerintah menangani bencana alam di Palu dan Donggala. "Meskipun (penanganan) belum optimal karena jalan terputus dan longsor, namun liputan harus komprehensif," ungkap Yosep.

Sebanyak 93 personel Satuan Tugas (Satgas) Kesehatan TNI AL Penanggulan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Palu, Sigi, dan Donggala mulai embarkasi barang dan personel. Mereka segera berangkat menggunakan KRI Rumah Sakit dr Soeharso-990, menuju Sulawesi Tengah (Sulteng), di Pelabuhan Benoa, Bali, Senin (1/10) malam.

"Satgas bertolak untuk membantu masyarakat Palu, Sigi, dan Donggala, Sulteng yang terkena musibah gempa bumi dan tsunami, terutama pada pelayanan kesehatan," kata Dansatgas Kesehatan, IDG Nalendra.

Nalendra menambahkan KRI Rumah Sakit SHS-990 bertolak dari Surabaya sehari sebelumnya (Minggu), dengan rute Surabaya-Bali-Palu. Persinggahan di Bali dimaksudkan untuk sekaligus membawa serta bantuan. SB/SM/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Antara

Komentar

Komentar
()

Top