
Masyarakat Tak Perlu Cemas, Bank Nasional Siap Hadapi Tantangan pada 2025 dengan Fondasi Kokoh
Arsip Foto - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan Desember 2024, di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Foto: ANTARA/Rizka KhaerunnisaJAKARTA - Rasio permodalan yang tinggi dalam perbankan menunjukkan bahwa bank memiliki modal yang cukup untuk menanggung risiko dan melindungi diri dari potensi kerugian.
Ketika rasio permodalan tinggi, itu menandakan bank memiliki bantalan keuangan yang kuat untuk menghadapi guncangan ekonomi, ekspansi bisnis, dan tetap mematuhi regulasi perbankan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan perbankan Indonesia memiliki bantalan (cushion) yang memadai dengan rasio permodalan yang tinggi untuk menghadapi tantangan, peluang, dan prioritas kebijakan serta pertumbuhan ekonomi pemerintah di tahun 2025.
“Pada tahun 2025, OJK memperkirakan perbankan akan tetap melanjutkan tren positif (baik penghimpunan dana maupun penyaluran kredit) dengan kredit diperkirakan dapat tumbuh double digit,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (PBKN) OJK Dian Ediana Rae, di Jakarta, Senin (24/2).
Dian mengatakan, penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) sebelumnya diperkirakan akan agresif.
Namun ternyata dengan situasi terkini menjadi less aggressive dan cenderung masih dalam level yang relatif tinggi.
Meski begitu, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih akan cukup baik, diharapkan menarik minat investasi, sehingga meningkatkan peluang perluasan usaha dan permintaan kredit (loan demand).
Selain itu, proyeksi penurunan suku bunga domestik tahun ini juga diharapkan dapat berdampak positif pada penurunan biaya dana, namun tetap cukup menarik bagi nasabah penyimpan (saver) menempatkan dananya di perbankan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan DPK.
“Jika penghimpunan dana cukup positif, maka ketersediaan likuiditas perbankan akan tetap terjaga dan menjadi sumber utama penyaluran kredit perbankan,” kata Dian.
Ia menambahkan, OJK akan terus berkoordinasi dengan perbankan dalam memantau dan mengevaluasi target yang tertuang dalam rencana bisnis bank (RBB) dan pencapaiannya agar sesuai dengan kondisi terkini, utamanya setelah rilis laporan keuangan tahunan 2024.
Dalam strategi pertumbuhan kredit, perbankan dapat melakukan diversifikasi portofolio kredit dan inovasi berbagai produk kreditnya sesuai dengan kebutuhan nasabah atau bahkan yang mendukung berbagai program pemerintah dengan tetap prudent serta melalui penguatan risk management.
“OJK juga terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga lainnya dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga kestabilan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Dian pula.
Berita Trending
- 1 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 2 Jangan Beri Ampun Pelaku Penyimpangan Impor. Itu Merugikan Negara. Harus Ditindak!
- 3 Andreeva Kejutkan Iga Swiatek dan Lolos ke Semifinal Dubai Open
- 4 RI Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Kolaborasi AZEC
- 5 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
Berita Terkini
-
Persib Targetkan Kalahkan Persebaya, Bagaimana Reaksi “Bajol Ijo”
-
Nasib Petahana Gubernur Bangka Belitung Gugur di MK
-
Selama Ramadan, DKI Akan Hadirkan Beras 2,5 Kg dalam Gerakan Pangan Murah
-
Pemerintah Kabupaten Trenggalek Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SLB
-
Angkasa Pura Indonesia Bangun Tanggul 700 Meter di Ujung Landasan Bandara Ahmad Yani Semarang