Masyarakat Setuju Candi Borobudur Dirawat dan Dijaga
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid,
Pemeliharaan Candi Borobudur memang perlu dilakukan sebagai upaya pelestarian dan menjaganya sebagai cagar budaya.
JAKARTA - Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid, mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum pelestarian candi Borobudur. Pada momen tersebut ada ide untuk pembatasan akses pengunjung naik ke candi dengan cara menaikkan harga tiket.
"Memang kebijakan pembatasan itu sebetulnya bukan kebijakan baru, ini berdasarkan riset," ujar Hilmar, dalam konferensi pers Survei terkait Borobudur, di Jakarta, Kamis (15/6).
Dia menegaskan pemeliharaan candi Borobudur memang perlu dilakukan. Sejatinya ada tujuan yang lebih besar dari polemik harga tiket pada tahun 2021 silam.
Hilmar menambahkan, sebelum pandemi, sangat sulit mencari momentum pembatasan tersebut. Pasalnya perlu waktu lama untuk mensosialisasikan alasan pembatasan. "Jadi apa yang dilakukan pada masa covid-19 itu memperkuat pemeliharan Borobudur. Sebelumnya tidak ada kesempatan memberlakukannya," jelasnya.
Hilmar mengungkapkan, kini pembatasan sudah lebih banyak dipahami masyarakat. Terlebih ada kajian riset mengenai hal tersebut.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya