Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanggulangan Terorisme | BNPT Lakukan Pemetaan Daerah-daerah Berpotensi Radikal

Masyarakat Harus Tetap Waspada

Foto : KORAN JAKARTA/TRISNO JULIANTORO

JAWAB MEDIA | Kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius (kiri) ketika menjawab pertanyaan media di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (24/1).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menghadapi potensi ancaman terorisme. Menurutnya, Indonesia masih unggul dalam hal penanggulangan terorisme dibandingkan negara lain.

"Kita gak boleh underestimated ya, karena terorisme ini kan fenomena global. Walaupun sekali lagi saya katakan, Indonesia masih uggul lah dalam ramgka penanggulangan terorisme," ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/1).

Suhardi menyampaikan, bahwa keberhasilan penanggulangan terorisme di Indonesia tidak terlepas dari koordinasi yang baik semua pihak, dari penegakan hukumnya, sampai pencegahan terorismenya yang dapat terlaksana dengan baik.

"Dan itu kan (hasil) kerja sama dari semua aparat, bukan cuma untuk penegakan hukum kita yang dibantu dengan Densus 88 secara universal. Tapi, di bidang pencegahannya baik itu kontra deradikalisasi dan kesiapsiagaan nasional itu kita petakan," ungkapnya.

Meskipun demikian, Kepala BNPT mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap pengaruh-pengaruh radikalisme yang datang dari luar negeri. Menurutnya, potensi tersebut harus dapat di antisipasi dengan baik agar pahampaham tersebut tidak masuk ke Indonesia dan menjadikan ancaman teror yang dapat mengganggu stabilitas keamanan nasional.

"Nah, oleh sebab itu BNPT mengkoordinasikan ke kementerian dan lembaga terkait untuk mempersiapkan itu, di samping melaksanakan langkah-langkah pencegahan dan kontra di lingkungan massa Indonesia sendiri, dalam semua status sosial tentunya," paparnya.

Kemudian, tutur Suhardi, pihaknya akan mengedepankan pemetaan terhadap daerahdaerah yang menjadi prioritas. Ia mengungkapkan untuk tahun ini daerah prioritas di Indonesia bertambah yaitu Jawa Timur, dari yang sebelumnya Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah. Pihaknya akan mengupayakan untuk menyelesaikan masalah dari hulu.

"Di hulu itu masalah diurai, kita identifikasikan dan kita kasih treatment apa masalah berkolerasi penyebab terorisme di situ. Contohnya masalah pendidikan keagamaan, masalah ketidakadilan, masalah ekonomi. Di NTB kita gelar, PUPR membuat satu jalan di situ, sosialnya demikian, pertanian ngasih bibit ayam," terangnya.

Pengaruh Napi Terorisme

Selain itu, Kepala BNPT akan memonitoring jaringanjaringan terorisme yang sudah terdata oleh pihaknya. Saat ini, ia menjelaskan sedang memonitoring narapidana terorisme untuk dilibatkan dalam upaya deradikalisasi dan pencegehan oleh pemerintah. "Mereka (napi terorisme) lebih efektif menghadapi kaum-kaum yang rentan terpapar radikalisme.

Mereka punya pengalaman, punya ilmu agama lebih tinggi dan menyadari kesalahannya. Itu akan menginspirasi supaya yang lain tidak terjerumus," jelasnya.

Namun, ia menjelaskan tidak semua narapidana terorisme dapat sadar akan kesalahannya. Kemudian, Suhardi menyinggung narapidana terorisme Abu Bakar Baasyir yang sampai saat ini masih bersikukuh untuk tidak mau setia terhadap pancasila dan NKRI. Menurutnya, Baasyir merupakan salah satu contoh napi yang tidak mau melaksanakan program deradikalisasi. tri/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top