Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Proyeksi Ekonomi 2024

Masih Sulit, Upaya Menurunkan Angka Kemiskinan Sesuai Target

Foto : ISTIMEWA

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati - Menilai Indonesia saat ini berada dalam posisi aman di tengah fragmentasi ekonomi global dinilai kurang tepat karena perekonomian ke depan semakin me­nantang dengan ketidakpastian yang makin tinggi.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pernyataan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang menilai Indonesia saat ini berada dalam posisi aman di tengah fragmentasi ekonomi global dinilai kurang tepat karena perekonomian ke depan semakin menantang dengan ketidakpastian yang makin tinggi.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) malah memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI tahun depan hanya 4,8 persen lebih rendah dari asumsi makro APBN di angka 5,2 persen.

Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto, mengatakan, tahun 2024 penuh tantangan bagi ekonomi Indonesia. Hal itu karena 2024 merupakan tahun terakhir dalam mencapai target ekonomi dan pembangunan yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 sekaligus menjadi tahun pemilu yang membawa konsekuensi pada ekonomi Indonesia.

Tantangan yang harus diperhatikan pemerintah pada tahun Pemilu 2024 adalah tingkat utang dan konsekuensinya pada kapasitas fiskal, ketahanan pangan yang masih menjadi pekerjaan berat terutama karena pengaruh perubahan iklim dan pemanasan global. Selain itu, upaya pengentasan kemiskinan yang semakin berat menuju target dengan tingkat kemiskinan ekstrem nol persen tahun depan.

Dia memproyeksi ekonomi Indonesia pada 2024 hanya tumbuh sebesar 4,8 persen. Lebih lambatnya perkiraan pertumbuhan itu karena tekanan daya beli masyarakat bawah, moderatnya laju pertumbuhan kredit ke sektor riil, serta berakhirnya windfall harga komoditas mentah global.

Di samping itu, stimulasi akselerasi dari sisi fiskal juga belum optimal karena pola penyerapan anggaran yang selalu menumpuk di akhir kuartal IV.

Tidak Sesuai Target

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, mengatakan tingkat kemiskinan diproyeksikan akan turun dari 9,36 persen tahun 2023 (per Maret) menjadi 9,16 persen tahun 2024. Penurunan angka kemiskinan itu terjadi karena bantuan sosial tetap dipertahankan, subsidi BBM diberlakukan, dan konsumsi naik karena belanja pemilu meskipun inflasi masih di atas 3 persen.

Namun demikian, angka ini masih jauh sekali dari target pemerintah yang tertuang dalam Nota Keuangan 2024 bahwa target pada 2024 tigkat kemiskinan adalah sebesar 6,5-7,5 persen. "

"Memang terjadi penurunan, tetapi kecil. Proyeksi Indef, Tingkat Pengangguran Terbuka akan turun dari 5,32 persen pada 2023 menjadi 5,01 persen pada 2024. Hal itu karena investasi yang masuk di tahun politik masih wait and see, sehingga penciptaan lapangan kerja terbatas, ditambah ekonomi global juga masih redup sehingga banyak perusahaan eksportir yang masih melakukan PHK," kata Tauhid.

Chief Economist Bank Rakyat Indonesia, Anton Hendranata, mengatakan situasi global kurang kondusif sehingga harus fokus pada ekonomi domestik dengan menjaga konsumsi masyarakat kelas menengah ke bawah.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top