Masa tanam pertanian di Banjarmasin terdampak hujan ekstrim
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Yuliansyah Effendi.
Foto: ANTARA/HO-Humas DPRD BanjarmasinBanjarmasin, 10/12 - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Yuliansyah Effendi menyampaikan, masa tanam pertanian di daerahnya terdampak signifikan akibat hujan ekstrim.
"Akibat hujan ekstrim sekarang ini, banyak lahan sawah terendam," ujarnya di Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, kondisi ini mengakibatkan masa tanam diundur, khususnya pada pertanian padi.
Dikatakan dia, curah hujan yang sedang tinggi-tingginya sejak November hingga Desember saat ini, membuat para petani tidak bisa melakukan penanaman.
"Dari hasil pantauan kami di lapangan, ada beberapa lahan pertanian yang sudah terendam cukup tinggi," katanya.
Seperti di kawasan persawahan di Kecamatan Banjarmasin Timur, kata Yuli, ketinggian air mencapai 30 cm.
"Yang paling parah di wilayah Banjarmasin Selatan yang bisa mencapai pinggang orang dewasa," kata dia.
Padahal, kata dia, waktunya sekarang ini masa tanam, namun melihat kondisi demikian, para petani harus menjadwalkan ulang.
"Kemungkinan bulan Januari atau Maret tahun depan," paparnya.
Yuli menyampaikan, kondisi ini tentunya tidak bisa dihindari karena kejadian alam, meskipun membuat program peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dua kali setahun jadi terkenda.
Menurut dia, kondisi ini juga tidak berpengaruh besar pada stok ketahanan pangan di Kota Banjarmasin, sebab kota ini pusat kota dagang diantaranya hasil pertanian.
Karena, ucap Yuli, Kota Banjarmasin bukanlah sebagai daerah penyangga pangan, sebab sebagian besar persediaan pangan didapatkan dari kabupaten tetangga yang ada di sekitar Banjarmasin.
Dengan kata lain, penanaman di Banjarmasin hanya semacam kontribusi terhadap keberadaan stok pangan atau beras yang ada.
"Karena dengan luasan sekitar 2.600 hektare, begitu panen serentak paling kalau diberikan atau dimakan oleh masyarakat Kota Banjarmasin. Itu paling 40 sampai 50 hari (persediaannya) habis," katanya.
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD