Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peringatan "People Power" I Ratusan Orang Gelar Demonstrasi di Quezon City

Marcos Jr Suarakan Rekonsiliasi

Foto : AFP/JAM STA ROSA

Peringatan Revolusi l Sejumlah demonstran di Quezon City, Filipina, turut serta dalam pawai peringatan revolusi “People Power” yang berhasil menggulingkan kekuasaan diktator Presiden Ferdinand Marcos Sr 37 tahun lalu. Terkait peringatan sejarah ini, Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr  mendorong terjadinya rekonsiliasi di negaranya.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, pada Sabtu (25/2) mendorong terjadinya rekonsiliasi ketika ratusan warga Filipina berkumpul di Metro Manila untuk memperingati 37 tahun revolusi "People Power" yang menggulingkan rezim diktator Ferdinand Marcos Sr, ayahanda dari Presiden Filipina saat ini.

"Ketika kita melihat kembali momen yang menentukan dalam sejarah negara kita ini, kita mengingatkan diri kita sendiri bahwa terlepas dari sifat politik kita yang terpolarisasi dan terpecah belah, kapasitas kita untuk perdamaian, persatuan dan rekonsiliasilah yang membuat kita hebat dan layak diakui secara global sebagai sebuah bangsa," kata Presiden Marcos Jr dalam sebuah pernyataan.

"Saya berharap bahwa kita akan selalu mengingat bahwa demokrasi hanya benar-benar mungkin terjadi ketika kita mengundurkan diri dari individualisme kita demi kebaikan bersama dan merangkul cinta kita yang tak terbatas untuk kemanusiaan," imbuh dia.

Marcos, yang tidak menghadiri peringatan revolusi pada Februari 1986 tersebut, juga mengingatkan warga Filipina bahwa dunia menjadi dewasa dan menua dalam ketabahan, ketika orang bebas mengungkapkan pikiran mereka dan menantang realitas yang menggoyahkan keyakinan dan keyakinan mereka.

"Jika kita benar-benar mendukung demokrasi, mari kita hadapi masa depan dengan menjadikan rasa kebersamaan dan patriotisme kita sebagai landasan yang menentukan masyarakat kita dan tujuan menyeluruh dari semua upaya kita dalam pembangunan bangsa," ucap dia.

Di Quezon City pada Sabtu terlihat ratusan orang bergabung dalam peringatan revolusi tersebut, sementara beberapa kelompok terpantau mengadakan aksi protes menentang pemerintahan baru Marcos Jr dan menyerukan keadilan bagi para korban kejahatan rezim ayahandanya.

Hindari Tuntutan

Saat peringatan "People Power", Presiden Marcos Jr sedang berada di kampung halamannya di Kota Laoag, Ilocos Norte, di Filipina utara. Marcos Jr hingga saat ini menghindari tuntutan dari kelompok hak asasi yang mewakili ribuan orang yang tewas selama rezim kediktatoran, untuk meminta maaf atas perbuatan ayahnya yang telah memungkinkan dia dan keluarganya mengumpulkan harta kekayaan curian miliaran dollar AS selama dua dekade pemerintahan diktator Marcos Sr.

Ini bukan pertama kalinya seorang Presiden Filipina tidak menghadiri peringatan tersebut. Mantan Presiden Rodrigo Duterte, yang telah berulang kali mengkritik pemberontakan dan mendukung keluarga Marcos, juga melewatkan semua acara serupa selama enam tahun masa jabatannya.

Sedangkan keluarga mendiang Senator Ninoy Aquino, musuh politik bebuyutan Marcos Sr yang dibunuh sekembalinya dari pengasingan, dan istrinya, mendiang Presiden Corazon Aquino, memberikan penghormatan atas kepahlawanan rakyat Filipina yang kemudian mengarah pada pemulihan dari demokrasi Filipina.

Amnesty International memperkirakan bahwa sekitar 70.000 orang dipenjara selama masa kekuasaan Marcos SR dan sekitar 34.000 lainnya disiksa. Korban tewas resmi adalah 3.200, meskipun banyak aktivis dan tokoh oposisi lainnya hilang.AFP/RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top