Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek 2019 - Penjualan Produk Manufaktur ke Mancanegara Sumbang 72,28% dari Total Ekspor

Manufaktur Tetap Jadi Andalan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah tetap akan menjadikan industri manufaktur sebagai sektor andalan untuk mendongkrak nilai ekspor. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tetap menjadikan sektor ini sebagai andalan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sektor manufaktur tetap menjadi bantalan memperkuat struktur ekonomi nasional.

Saat ini, ekspor produk industri manufakur memberikan kontribusi mencapai 72,28 persen dari total ekspor nasional. "Kondisi ini menunjukan sektor tersebut masih berdaya saing di kancah global," ungkap Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Jakarta, Senin (24/12).

Kementerian Perindustrian mencatat nilai ekspor produk manufaktur terus meningkat setiap tahun. Hingga Desember 2018, mampu menembus 130,74 miliar dollar AS atau naik 4,51 persen dibanding capaian tahun 2017 sebesar 125,10 miliar dollar AS. Tahun 2016 sekitar 110,50 miliar dollar AS dan tahun 2015 di angka 108,60 miliar dollar AS.

Menurut Airlangga, dalam upaya mendorong peningkatan ekspor dari industri manufaktur diperlukan langkah untuk memacu investasi atau ekspansi. "Supaya bisa menggenjot kapasitas industri, dibutuhkan tambahan investasi untuk perluasan usaha," katanya.

Hingga Desember 2018, investasi industri nonmigas diperkirakan mencapai 226,18 triliun rupiah. Selain menumbuhkan populasi industri, investasi dapat memperdalam struktur industri di dalam negeri sehingga berperan sebagai substitusi impor.

Adapun populasi industri besar dan sedang bertambah sebesar enam ribu unit usaha. Industri kecil mengalami penambahan jumlah industri yang mendapatkan izin sebanyak 10 ribu unit usaha. Dari capaian tersebut, total tenaga kerja di sektor industri yang telah terserap sebanyak 18,25 juta orang. Jumlah tersebut naik 17,4 persen dibanding tahun 2015 di angka 15,54 juta orang.

Karena itu, pemerintah terus merancang kebijakan pemberian insentif fiskal yang lebih menarik sehingga dapat menggairahkan iklim usaha. Misalnya, untuk industri otomotif, kementerian perindustrian mengusulkan harmonisasi tarif dan revisi besaran PPnBM atau pajak barang mewah.

Demi menggenjot nilai ekspor, Indonesia akan aktif menjalin kemitraan ekonomi dengan berbagai negara melalui free trade agreement (FTA) atau comprehensive economic partnership agreement (CEPA).

Airlangga menegaskan, pihaknya tengah mendorong peningkatan ekspor oleh industri yang memiliki kelebihan kapasitas karena telah mampu memenuhi pasar domestik. Adapun sektor tersebut, meliputi industri makanan dan minuman serta industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

Beri Stimulus

Peneliti Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menegaskan, tahun ini momen memberatkan sektor industri. Untuk itu, pemerintah perlu mengambil sejumlah langkah strategis demi memperbaiki pertumbuhan sektor industri pada 2019.

Pemerintah diminta untuk mengefektifkan peran atase perdagangan untuk mencari peluang ekspor industri ke pasar alternatif. "Selain itu dengan memberikan insentif fiskal yang tepat sasaran khususnya ke sektor padat karya, pemerintah harus mendorong porsi kredit usaha rakyat (KUR) yang lebih besar ke sektor industri manufaktur," tutup Bima.ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top