Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mantap Dislitbangal Sudah Kembangkan Jammer Anti "Bom Ponsel"

Foto : Istimewa.
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Improvised Explosive Device atau IED adalah peledak kecil yang ditambahi beberapa komponen agar ledakannya mematikan. Peledak ini dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan memakai handphone atau ponsel. Peledak IED juga dapat diledakkan lewat frekuensi radio, bluetooth, dan infrared.

Biasanya, IED dipasang pada sebuah mobil atau benda lain. Tujuannya meningkatkan efek ledakan. Di Afganistan, peledak IED banyak digunakan untuk menyasar pasukan Amerika.

Tentu, peledak ini jadi sangat berbahaya jika digunakan para teroris. Tapi, tenang saja, Indonesia sudah punya alat penangkal canggih. Alat penangkal peledak IED ini bernama Jammer Anti IED. Adalah Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Laut (Dislitbangal) yang berhasil merancang jammer anti IED dalam model backpack.

Pengembangan jammer anti IED dalam model backpack ini dilakukan Dislitbangal bekerja sama dengan PT Inti atau PT Industri Telekomunikasi Indonesia, salah satu BUMN di Indonesia. Jammer anti IED ini diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan pasukan Marinir.

Mengutip Yudi Limbar Yasik dari PT Inti, jangkauan jammer anti IED yang dikembangkan Dislitbangal dengan PT Inti bisa mencapai radius satu kilometer. Perangkat ini juga dapat menjalankan jamming multi frekuensi, mulai dari frekuensi CDMA, PCS, WCDMA, GSM 1800/1900, WiFi 2.4Ghz, Bluetooth, dan GPS.

"Soal jangkauan sebenernya bisa disesuaikan, bergantung pada power supply. Sementara banyaknya antena pada backpack bergantung pula pada banyaknya sasaran frekuensi yang mau di jamming," katanya.

Jammer anti IED model backpack rancangan Dislitbangal dan PT Inti ini, mengadopsi empat band frekuensi, dengan output max per band 20W. Sehingga total ada output 80W. Sebagai sumber tenaga menggunakan baterai lithium polymer/DC 48V. Dengan kondisi empat band frekuensi diaktifkan, masa aktif baterai bisa mencapai 1 jam. Guna mencegah panas berlebih pada komponen, pada backpack juga disertakan fan cooling. Jammer anti IED buatan Dislitbangal ini diberi model number GM-20MP.

Jammer punya ukuran panjang 500 mm, lebar 375 mm dan tinggi 185 mm. Bobotnya sekitar 23 kg. Bentuknya sekilas mirip dengan radio panggul PRC-77. Namun yang pasti, jammer anti IED sangat penting. Bukan hanya jadi 'perisai' pasukan infanteri, tapi jammer anti IED ini juga digunakan untuk proteksi VIP. Misalnya, Paspampres juga menggunakan perangkat ini untuk mengantisipasi ancaman teror bom yang dipicu frekuensi radio.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Kadislitbangal) yang baru, Laksamana Pertama TNI Agus Karminto menegaskan tekadnya menjadikan Dislitbangal menjadi pusat penelitian TNI AL masa depan.

"Sudah banyak hasil karya penelitian dan pengembangan Dislitbangal dalam mengembangkan alusista TNI. Beberapa karya Dislitbangal diantaranya Sea Raider, Combat Boat, Sepatu tank PT 76, Senjata Serbu bawah Air, Sono Bouy dan masih banyak lagi. Karya Dislitbangal ini juga sudah banyak digunakan dalam menunjang tugas operasi anggota TNI AL dalam menjalankan tugasa negara," ujarnya.

Dan, seiring dengan perkembangan waktu, ia berharap Dislitbangal bisa menjadi pusat penelitian pengembangan alutsista TNI AL di masa yang akan datang. "Sehingga kemandirian alustsista dapat tercapai sesuai harapan pemimpin dan bangsa indonesia," kata Laksma Agus Karminto. ags/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top