Manfaatkan Hasil Riset dalam Menyusun Kebijakan
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko (tengah) dalam Pembukaan Forum Komunikasi Riset dan Inovasi (FKRI) 2021, di Jakarta, Jumat (19/11).
Adapun kebutuhan tersebut mencakup tahun anggaran 2022-2023. "Kebutuhan ini bisa mencakup riset solusi teknologi dan inovasi yang dibutuhkan kementerian-lembaga," tandasnya.
Kolaborasi
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa, menekankan, perlu adanya kolaborasi triple helix antara akademisi, pemerintah, dan industri. Menurutnya, kolaborasi harus didasarkan pada filosofi dasar dan prinsip untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional.
Dia menekankan, sinergi dan kolaborasi triple helix itu bisa terwujud melalui kontribusi semua stakehloder yang sifatnya terbuka. Dalama kaitan ini, pemerintah hanya sebagai regulator dengan membuat peraturan yang bisa mendorong munculnya program-program unggulan.
"Sebagai fasilitator, pemerintah juga dapat memberi dukungan pendanaan. Selanjutnya, pemerintah juga end user untuk menghasilkan sebuah kebijakan berbasis sains," jelasnya. Dia menyebut, FKRI sangat penting sebagai forum pengambilan keputusan kementerian dan lembaga serta menyinergikan hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya manusia penuh iptek.
Perguruan tinggi, lembaga iptek dan sejenisnya sebagai penghasil inovasi dapat memperkuat kapasitas SDM iptek. Dalam forum ini, industri dan dunia usaha berperan sebagai inisiator penelitian. Mereka juga berperan dalam pengembangan dan inovasi secara mandiri. "Bahkan bisa memperkaya inovasi produk iptek, sehingga mampu berkompetisi tingkat global," ucapnya.
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya