Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Malnutrisi Bukan Hanya Kekurangan Gizi

Foto : istimewa

Pada pembicara sedang berbincang-bincang usai konferensi pers Pekan Sadar Malnutrisi (Malnutrition Awareness Week) di Jakarta pada hari Selasa (17/9).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Malnutrisi pada anak adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan upaya bersama, terutama di 1000 hari pertama kehidupan anak. Saat ini, malnutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak dan ibu hamil.

Terlihat dari hasil Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan RI, angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 21,5 persen, yang artinya hanya turun 0,1 persen jika dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar 21,6 persen.

Selain itu, berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization (FAO) kasus malnutrisi di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu menduduki peringkat ketiga di Asia Tenggara. Faktor penyebab malnutrisi di berbagai wilayah di Indonesia adalah kemiskinan, kurangnya akses terhadap pangan bergizi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, serta ketidakmerataan layanan kesehatan.

"Perlu diketahui, riset dari Center for Indonesian Studies (CIPS) menyebutkan bahwa 21 juta masyarakat atau setara 7 persen dari total populasi penduduk Indonesia, kekurangan gizi dengan asupan kalori per kapita harian di bawah standar Kementerian Kesehatan yang sebesar 2.100 kkal," terang Presiden INA (Indonesian Nutrition Association/Perhimpunan Nutrisi Indonesia), Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K)., dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Selasa (17/9).

Malnutrisi, jika tidak dikenali dan diobati, dapat memperburuk kondisi kesehatan individu, terutama mereka yang berisiko seperti orang tua, penderita penyakit kronis, dan pasien dengan infeksi. Malnutrisi bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik dan meningkatkan risiko kematian, tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan biaya rawat inap dan rehabilitasi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top