Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Bisnis

Makin Banyak Perusahaan Singapura Ingin Berekspansi ke Indonesia

Foto : ISTIMEWA

Pada tahun 2023, proyek-proyek di Indonesia yang diselesaikan oleh perusahaan-perusahaan Singapura telah menghasilkan sekitar 111 juta dollar Singapura dalam penjualan luar negeri.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Semakin banyak perusahaan Singapura yang mencari bantuan untuk memasuki dan mengembangkan bisnis mereka di pasar Indonesia. Hal ini dilakukan karena mereka tertarik dengan besarnya ukuran pasar dan sektor-sektor yang sedang naik daun di negara dengan perekonomian yang besar di Tanah Air.

Dikutip dari kepada The Straits Times, Senin (13/5), lembaga negara yang membantu dunia usaha melakukan internasionalisasi, Enterprise Singapore (EnterpriseSG), mengatakan pihaknya mendukung lebih dari 300 perusahaan Singapura pada tahun 2023 dalam ekspansi mereka ke Indonesia.

"Angka ini lebih banyak dibandingkan jumlah gabungan perusahaan yang melakukan perpindahan dalam dua tahun sebelumnya, sekitar 200 pada tahun 2022 dan 100 pada tahun 2021," kata Direktur EnterpriseSG untuk Asia Tenggara, Lim Jing Jun.

Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor, antara lain kesehatan, infrastruktur industri, ekonomi hijau, dan ekonomi digital.

Lim menambahkan bahwa pada tahun 2023, proyek-proyek di Indonesia yang diselesaikan oleh perusahaan-perusahaan Singapura menghasilkan sekitar 111 juta dolar Singapura dalam penjualan luar negeri.

Terus Berkolaborasi

Selama Retret Pemimpin Singapura-Indonesia di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 29 April, Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan Presiden Joko Widodo mencatat negara mereka terus berkolaborasi dalam bidang-bidang baru seperti ekonomi hijau dan ekonomi digital.

Pada tahun 2023, perdagangan bilateral mencapai 69 miliar dollar AS. Singapura mencatat investasi asing langsung sebesar 15,4 miliar dollar AS di negara ini, meningkat 15,8 persen dari tahun 2022.

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta jiwa, dan memiliki pertumbuhan ekonomi tahunan sekitar 5 persen.

Pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita negara ini mencapai 4.580 dollar AS pada tahun 2022, sehingga memungkinkan negara tersebut mendapatkan kembali statusnya sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, yang berarti GNI berkisar antara 4.466 dollar AS dan 13.845 dollar AS.

Indonesia telah masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas pada tahun 2020, setelah sekitar tiga dekade menjadi negara berpendapatan menengah bawah. Namun satu tahun kemudian, pada tahun 2021, statusnya hilang karena pandemi Covid-19 yang menghancurkan mata pencaharian.

Lim mengatakan kerja sama ekonomi yang kuat antara Singapura dan Indonesia didukung oleh keterlibatan erat antara pemerintah kedua belah pihak. "EnterpriseSG bekerja sama dengan lembaga pemerintah Indonesia untuk menjajaki peluang investasi yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian Indonesia," katanya.

Salah satu cara lembaga ini mendukung perusahaan dalam membawa produk dan layanan mereka ke Indonesia adalah melalui pusatnya di luar negeri di Jakarta dan Surabaya.

Pusat-pusat ini memperkenalkan perusahaan-perusahaan Singapura dengan lanskap bisnis Indonesia dan menghubungkan mereka dengan mitra potensial.

Badan ini juga mengadakan forum bisnis bersama serta perjalanan ke berbagai pelosok nusantara untuk mempromosikan peluang investasi, terutama bagi perusahaan di sektor yang sedang tumbuh seperti ekonomi hijau dan ekonomi digital.

Pada bulan Maret 2023, lebih dari 130 pejabat pemerintah dan pengusaha dari Singapura mengunjungi ibu kota Indonesia yang akan datang, Nusantara.

Perjalanan tiga hari yang didukung oleh EnterpriseSG ini diselenggarakan untuk membantu mereka memahami potensi peluang di kota baru yang terletak di Kalimantan Timur.

Salah satu perusahaan Singapura yang mulai terjun ke Indonesia pada tahun 2022 adalah Zuno Carbon, penyedia platform pengelolaan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang memungkinkan perusahaan melacak dan melaporkan emisi gas rumah kaca mereka. Didirikan pada tahun 2020, perusahaan ini ingin memanfaatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Negara ini memiliki sektor yang banyak mengeluarkan emisi seperti manufaktur dan logistik, dan kami merasa ada peluang potensial di sana," kata CEO dan salah satu pendiri perusahaan, Hari Nair.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top