Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Makan Banyak Buah Bantu Cegah Depresi saat Lansia

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah studi yang diterbitkan pada Juni 2024 di The Journal of Nutrition, Health and Aging mengungkapkan, orang-orang di usia paruh baya yang makan lebih banyak buah memiliki tingkat depresi yang lebih rendah. Studi longitudinal di Singapura tersebut melacak hampir 14 ribu partisipan selama lebih dari 20 tahun.

Penelitian tersebut menemukan, mereka yang mengonsumsi buah paling bayak (setidaknya tiga porsi per hari) mengurangi kemungkinan depresi terkait usia setidaknya 21 persen. Temuan ini dapat memberikan dampak yang berarti untuk mencegah kondisi kesehatan mental yang sangat umum terjadi pada populasi lansia.

"Penelitian di seluruh dunia memperkirakan bahwa prevalensi gejala depresi pada usia lanjut berkisar antara 17,1 persen hingga 34,4 persen, dan di antara mereka yang mengalami gejala depresi ringan atau subklinis, 8-10 persen dapat bertransisi menjadi depresi mayor setiap tahunnya. (Hal ini) dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup dan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas," kata penulis studi sekaligus profesor di Healthy Longevity Translational Research Programme, National University of Singapura, Woon Puay Koh, dikutip dari Health, Kamis (15/8).

Statistik yang mengkhawatirkan ini mendorong Koh dan tim penelitinya untuk mengeksplorasi bagaimana pola makan di usia paruh baya dapat memengaruhi kesehatan mental di tahun-tahun berikutnya.

Penelitian tersebut dimulai dengan data dari tahun 1993-1998, di mana saat itu, 13.738 orang dewasa di Singapura diminta untuk menjawab pertanyaan rinci tentang konsumsi buah dan sayuran mereka. Usia awal mereka adalah 52,4 tahun. Lebih dari dua dekade kemudian, dalam periode wawancara lanjutan pada tahun 2014-2016, ketika para peserta memiliki usia rata-rata 72,5 tahun, mereka dievaluasi menggunakan Skala Depresi Geriatri, alat skrining klinis yang digunakan di banyak negara untuk mengidentifikasi depresi pada orang dewasa yang lebih tua.

Semakin banyak buah yang diindikasikan dikonsumsi oleh subjek pada kuesioner tahun 1990-an, semakin rendah kemungkinan mereka mengalami depresi sekitar 20 tahun kemudian. Hubungan antara buah dan kesehatan mental yang lebih baik juga tidak sedikit.

Koh menyatakan bahwa partisipan yang mengonsumsi setidaknya tiga porsi buah sehari, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari satu porsi sehari, mampu mengurangi kemungkinan depresi terkait penuaan setidaknya 21%. Buah-buahan yang dimaksud adalah 14 pilihan spesifik yang biasa dimakan di Singapura. Di antaranya, jeruk, jeruk keprok, pepaya, pisang, dan semangka secara khusus dikaitkan dengan penurunan kemungkinan depresi.

Ia menuturkan, alasan pasti mengonsumsi buah lebih banyak di usia 40-an atau 50-an dapat meningkatkan kesehatan mental di usia yang lebih tua masih belum jelas, tetapi banyak faktor yang berperan.

"Stres oksidatif dan peradangan saraf yang terjadi kemudian adalah dua jalur yang sudah mapan (dari depresi). Buah-buahan memiliki sesuatu yang dapat ditawarkan untuk mencegah masalah ini. Buah-buahan umumnya mengandung antioksidan dan mikronutrien antiinflamasi yang tinggi, seperti vitamin C, karotenoid, dan flavonoid, dan nutrisi-nutrisi tersebut telah terbukti mengurangi stres oksidatif dan menghambat proses inflamasi di dalam tubuh," tuturnya.

Terlepas dari temuan menarik dari penelitian ini tentang konsumsi buah di usia paruh baya, Koh mengatakan bahwa bukan berarti usia paruh baya adalah waktu terbaik (atau satu-satunya) untuk makan lebih banyak buah.

"Penelitian lain yang dilakukan di tempat lain juga menemukan manfaat dari memasukkan buah-buahan ke dalam menu makanan yang dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih baik pada anak-anak dan remaja," ujar Koh.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top