Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pesta Demokrasi

Mahfud MD Sebut Masyarakat Masih Kerap Salah Artikan soal Politik

Foto : ANTARA/Fakhri Hermansyah

Dialog Kebangsaan -- Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD menyampaikan pidato saat dialog kebangsaan di Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/12). Pada kegiatan tersebut Mahfud MD juga berziarah ke makam Syeikh Muhammad Muhajirin Amsar dan silaturahim dengan warga sekitar.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) RI Mahfud MD mengatakan bahwa masyarakat masih kerap menyalahartikan politik sebagai sesuatu yang kotor.

Padahal, menurut dia, yang kotor adalah para pemain politik di dalamnya. Politik itu sendiri tidaklah bersifat kotor. "Kadang kala politik itu sering diartikan kotor. 'Ih, jangan berpolitik kamu, politik itu kotor'. Enggak. Yang kotor itu pemainnya," kata Mahfud dalam Dialog Kebangsaan di Pondok Pesantren Annida Al Islamy, Bekasi, Senin (4/12) malam.

Kepada warga pesantren, Mahfud mengingatkan bahwa beragama dan bernegara atau berpolitik seperti saudara kembar yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya dapat berfungsi sebagai pengawal bagi satu sama lain.

Apabila muslim bersikap apatis terhadap politik, menurut dia, hal tersebut dapat berarti suatu kegagalan bagi negara.

Mahfud menilai, berpolitik yang baik juga artinya memelihara nilai-nilai luhur kehidupan beragama untuk berbangsa dan bernegara. Hal ini perlu dipahami sehingga politik tidak melulu dikaitkan dengan sesuatu yang buruk.

Mahfud juga memandang bahwa sikap mencintai Tanah Air termasuk bagian dari refleksi keimanan. Oleh sebab itu, dia mengajak masyarakat muslim untuk senantiasa menjaga negara Indonesia, yang didirikan oleh para tokoh politik dan tokoh agama dengan baik.

Diingatkan pula bahwa rakyat sesungguhnya ikut memerintah negara melalui wakil dan pemimpin yang dipilihnya sendiri. Maka, momentum pemilu menjadi hal penting bagi seluruh rakyat untuk menggunakan hak suaranya sebaik mungkin.

"Karena pemilu itu adalah tugas konstitusional pemerintah dan rakyat, kita semua, menurut salah satu fatwa mengatakan bahwa wajib menyelenggarakan pemilu. Dalam hal ini memberi suara. Memberi suara, ya, bukan membeli (suara)," kata dia.

Mahfud pun mempersilakan masyarakat memilih para calon pemimpin yang sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Dia berpesan agar masyarakat memilih calon pemimpin sesuai dengan hati nurani dan tidak dilandaskan politik uang.

"Mari kita sukseskan pemilu yang akan datang ini untuk menjaga negara RI sebagai negara kesatuan. Pemilihnya harus beradab, bermartabat," ujar dia.

Mahfud mengingatkan bahwa memilih pemimpin yang didasarkan hati nurani sejalan dengan perintah agama Islam dan tertuang dalam Al-Qur'an. Penerapan kesadaran hati nurani juga tidak hanya berlaku untuk momen Pemilu, melainkan juga untuk setiap tindakan apapun.

Baca Juga :
Jawab Sejumlah Isu

"Oleh sebab itu, mari kita sukseskan Pemilu yang akan datang ini untuk menjaga negara RI sebagai negara kesatuan. Pemilihnya harus beradab, bermartabat," ujar dia.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top