Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyelenggara Pemilu | Tidak Ditemukan Rekayasa yang Terstruktur, Sistematis, dan Masif

Mahfud: KPU Sudah Profesional

Foto : ANTARA/DHEMAS REVIYANTO

DUKUNGAN KE KPU | Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman (kiri) berbincang dengan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD saat melakukan pertemuan di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (24/4). Kedatangan Mahfud MD untuk memberikan dukungan moral kepada pimpinan KPU terkait penyelenggaraan Pemilu serentak 2019.

A   A   A   Pengaturan Font

Dukungan terhadap KPU untuk menuntaskan kerja besar menyelesaikan Pemilu serentak 2019, terus berdatangan. KPU tegaskan semua kinerja dilakukan sesuai prosedur.

JAKARTA- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, bersama rekanrekan akademisi yang tergabung dalam Gerakan Suluh Kebangsaan, antara lain dosen ilmu statistik IPB Asep Syaifuddin dan Alissa Wahid.menyambangi Kantor KPU untuk memberikan dukungan moril dan apresiasi atas kerja keras dalam menyelenggarakan Pemilu. Mahfud menuturkan kedatangannya merupakan reaksi atas tudingan kecurangan yang masif dialamatkan kepada KPU.

"Kami datang ke sini karena merasa risih, merasa terganggu, dengan perkembangan terakhir di mana ada tudingantudingan dan dugaan kecurangan- kecurangan yang bersifat terstruktur di Komisi Pemilihan Umum," ujar Mahfud ketika memberikan keterangan pers usai bertemu pimpinan Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara tertutup di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (24/4).

Setelah bertemu Ketua dan Komisioner KPU, Mahfud menyatakan bahwa KPU telah bekerja secara profesional. Hal tersebut dilihat dari proses salah input data yang sempat menjadi polemik di masyarakat, dengan tanggap direspon KPU dan segera dikoreksi dan diperbaiki. Selain itu, Mahfudjuga menemukan bahwa kesalahan input data terjadi terhadap kedua Paslon, sehingga sangat tidak mungkin KPU memihak terhadap salah satu Paslon.

"Yang saya temukan ada 103 kesalahan input data, dan laporan masyarakat lainnya hanya 24 kekeliruan data. Itu berarti hanya ada 0,0004 persen atau hanya terjadi 1 di antara 2500 TPS. Dari situ menjadi sangat tidak mungkin kalau mau ada rekayasa yang terstruktur, sistematis, dan masif," terangnya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top