Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Malaysia

Mahathir Siap Tinjau Ulang Investasi Tiongkok

Foto : AFP/MOHD RASFAN

Mahathir Mohamad

A   A   A   Pengaturan Font

KUALA LUMPUR - Investor dari Tiongkok di Malaysia bersiap-siap menghadapi masalah jika mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad berhasil memenangkan pemilihan umum yang rencananya akan digelar awal Mei mendatang.

Dalam sebuah sesi wawancara, Mahathir menyatakan bahwa sebelumnya investor Tiongkok disambut hangat jika mereka mau membangun perusahaan, memperkerjakan tenaga lokal, serta menanamkan modal dan teknologi di Malaysia.

"Namun itu dulu, karena saat ini kita tak mendapat apapun dari investasi mereka. Kami tak suka hal itu," kata Mahathir, 92 tahun, saat berada dikantornya di Kuala Lumpur.

Komentar Mahathir mewakili suara kekhawatiran terkait investasi Tiongkok di seluruh kawasan Asia yang juga menyebabkan ketegangan politik di beberapa negara mulai dari Australia hingga Sri Lanka. Tiongkok saat ini merupakan negara investor asing tertinggi di Malaysia dengan kontribusi 7 persen dari total 54,7 miliar ringgit yang diterima negara pada tahun lalu.

Saat sejumlah negara tak sabar mendapatkan keuntungan dari rencana investasi pembangunan infrastruktur yang diusung Presiden Xi Jinping, namun mereka juga menghadapi kekhawatiran akan menggantungkan diri pada Tiongkok.

Investasi Tiongkok di Malaysia menyebabkan kegundahan soal isu kedaulatan dan ketidaksetaraan ekonomi. Mahathir mengambil contoh rencana investasi perusahaan Tiongkok Country Garden Holdings Co Ltd di Negara Bagian Johor yang ingin membangun apartemen yang harganya cukup tinggi.

"Di Malaysia tak banyak orang kaya yang bisa membeli apartemen mahal itu. Akhirnya orang asing saja yang bisa membelinya. Di sisi lain, tak ada satu negara pun yang suka ada banyak warga asing tinggal di negaranya," ucap politisi senior di Malaysia itu.

Mahathir lalu menuturkan bahwa Sri Lanka sebagai sebuah negara yang telah kehilangan banyak tanahnya karena tak bisa mengembalikan dana investasi dari Tiongkok. "Akibatnya pada tahun lalu pemerintah Sri Lanka menyetujui joint venture bagi BUMN Tiongkok untuk sewa selama 99 tahun Pelabuhan Hambantota sebagai imbalan talangan utang," ucap dia.

Mahathir lalu menyatakan bahwa warga Malaysia tak suka cara investasi Tiongkok seperti itu. "Tanah kami hanya untuk warga Malaysia dan kami ingin mempertahankan hak kami sebagai warga negara Malaysia. Kami tak mau menjual sejengkal pun tanah kami pada perusahaan asing yang ingin melakukan pembangunan di wilayah kami," tegas pemimpin oposisi Malaysia itu.

Taktik Politik

Menanggapi isu yang dilontarkan kubu oposisi, PM Najib Razak, yang merupakan pesaing kuat dari Mahathir, telah membantah kekhawatiran soal investor Tiongkok dan menyebut semua itu taktik politisi yang tak bertanggung jawab.

Sementara itu koalisi oposisi Malaysia, Pakatan Harapan, menegaskan dalam kampanye pemilu mereka akan menekankan bakal melanjutkan investasi asing dari Tiongkok dan negara Asia lain, namun juga akan meninjau ulang seluruh megaproyek asing untuk menjamin tak terjadinya praktik korupsi.

Pakatan Harapan juga berjanji akan melakukan negosiasi ulang hak dan mengupayakan akses ke wilayah sengketa di Laut Tiongkok Selatan serta menjamin hubungan bersahabat dengan banyak negara.

SCMP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top