Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Mahathir Bahas Perdamaian di Thailand Selatan

Foto : AFP/Sakchai Lalit

Mahathir di Thailand l Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-Ocha (kanan), mendampingi PM Malaysia, Mahathir Mohamad, saat upacara penyambutan tamu negara di Gedung Pemerintah di Bangkok, Rabu (24/10). Kunjungan PM Mahathir di Thailand diharapkan bisa membantu perdamaian di wilayah konflik di Thailand selatan.

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, pada Rabu (24/10) melakukan kunjungan perdana ke negara tetangganya yaitu Thailand, dan bertemu dengan PM Thailand, Prayuth Chan-Ocha. Adapun tujuan kunjungan ini untuk membahas peluang perdamaian di wilayah konflik di Thailand selatan.

"Kunjungan PM Mahathir diharapkan bisa jadi momentum bagi kelanjutan proses dialog damai di Thailand selatan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia pada Selasa (23/10).

Mayoritas penduduk yang mendiami wilayah Thailand selatan yang berbatasan dengan Malaysia adalah warga Muslim. Wilayah ini selama lebih dari satu dekade mengalami pertikaian berdarah ketika kelompok militan etnik minoritas Melayu memperjuangkan otonomi lebih besar dari pemerintah Thailand.

Akibat pertikaian berdarah sejak 2004, tercatat hampir 7 ribu penduduk yang sebagian besar merupakan warga sipil, terbunuh.

Dalam pertikaian berdarah ini, Malaysia telah berupaya bertindak sebagai fasilitator bagi perundingan damai antara pemerintah Thailand dengan Mara Patani, kelompok yang mengklaim mewakili kelompok pemberontak yang bertikai dengan tentara Thailand.

"Kerja sama bilateral untuk menyelesaikan konflik merupakan peluang untuk meningkatkan persahabatan antara dua negara bertetangga," kata PM Mahathir. "Kami telah berjanji untuk menempuh cara apapun untuk mengakhiri kekerasan di selatan," imbuh dia.

Sementara itu PM Chan-Ocha menyatakan bahwa menyelesaikan konflik telah jadi kepentingan dua negara dan keamanan kawasan. "Dialog akan dilanjutkan segera dan Malaysia jadi fasilitatornya. Kami sepakat bahwa isu ini adalah masalah dalam negeri Thailand dan Malaysia bersedia membantu agar masalah ini terselesaikan secara cepat," imbuh dia.

Perundingan damai sejak setahun lalu sempat tertunda dan kedua negara baru-baru ini menunjuk perwakilan yang baru untuk mengawal proses negosiasi yang amat rentan ini.

"Peran Malaysia amat penting untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di provinsi-provinsi selatan yang mengalami konflik," kata penasihat keamanan untuk Wakil PM Thailand, Panitan Wattanayagorn. "(Kunjungan Mahathir) ini memberi harapan bagi terjadinya kemajuan proses perdamaian. Kami membutuhkan Malaysia sebagai fasilitator," imbuh dia.

Pendapat Analis

Terkait peluang terjadinya perdamaian di Thailand selatan, para analis merasa skeptis akan segera terjadi perundingan antara pihak-pihak bertikai dalam beberapa bulan mendatang sebelum dilaksanakannya pemilihan umum di Thailand pada Februari 2019.

"Mara Tani menyatakan mereka tak akan berunding hingga terpilihnya pemerintahan yang demokratis di Thailand," kata analis independen dari Thailand, Don Pathan. "Apalagi jika kelompok Barisan Revolusi Nasional (BRN) yang mengkontrol para pejuang di lapangan, tak diikutkan dalam dialog," imbuh dia.

BRN sedari awal menolak ikut dalam dialog lewat mediasi internasional dan pemerintah Thailand secara konsisten menolak diikutsertakannya kelompok itu. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top