Mahasiswa Unand Temukan Biji Teratai untuk Cegah Neurodegenerasi
Mahasiswi tengah meneliti bunga teratai
Foto: ISTIMEWATeratai tidak asing di telinga kita. Bunga ini merupakan tanaman air yang banyak tumbuh secara alami di perairan rawa atau sungai yang tidak begitu dalam, tapi airnya tenang. Tak hanya cantik, bunga, biji, batang, dan umbi tanaman teratai bisa dijadikan bahan pangan oleh sebagin masyarakat.
Biji teratai putih yang biasa dijadikan bahan pangan berasal dari spesies Nymphaea pubescens willd. Di Filipina dan India, biji teratai dijadikan tepung untuk pembuatan roti. Di daerah Tuban (Jawa Timur) biji teratai dijadikan dodol atau jenang yang dicampur dengan beras ketan.
Tiga mahasiswa Universitas Andalas, Dinda Fadhilah Belahusna, Cinthya Fitri Hardianti, dan Wardatul Aini berhasil mengungkap potensi biji teratai sebagai antineurodegenerasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) RE. "Biji teratai ini masih belum banyak yang meneliti khasiatnya" ujar Dinda, Kamis (14/10).
Alasan penelitian, karena semakin banyak penderita neurodegenerasi. Salah satunya Alzeimer yang diprediksi WHO pada tahun 2050 akan mencapai 131,5 juta kasus. "Obat untuk terapi Alzeimer juga tergolong mahal. Kakannya, kami mencari alternatif dengan memanfaatkan tanaman disekitar yang memiliki potensi sebagai antioksidan guna menangkal efek penyakit Alzeimer tersebut" lanjutnya.
Melalui penelitian yang dibimbing oleh Dr Putra Santoso, Dosen Biologi Unand, tim berhasil mengungkap Ekstrak Biji Teratai (EBT)dalam memperbaiki kerusakan sel saraf di Hipokampus dan Korteks Serebri pada mencit. Selanjutnya ekstrak biji teratai mampu meningkatkan kecerdasan kognitiff mencit yang mengalami degenerasi otak.
Selain itu, adanya sifat antioksidan dalam biji teratai mampu menurunkan kadar Malondialdehid di otak sebagai perkusor radikal bebas di otak. "Kandungan metabolit sekunder pada biji teratai, salah satunya Flavonoid, berpotensi sebagai antioksidan yang dapat memberi efek neuroprotektif pada otak akibat stres oksidatif yang menyebabkan penurunan daya ingat" tambah Dinda.
Berdasarkan penelitian tersebut, Dinda mengatakan bahwa ekstrak biji teratai memiliki potensi untuk memperbaiki kerusakan sel saraf di otak. Selain itu, juga meningkatkan kecerdasan memori dan menurunkan kadar MDA. Hanya, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat mengolah ekstrak biji teratai menjadi bentuk suplemen maupun food powder agar agar mudah dikonsumsi masyarakat.
- Baca Juga: Permata Bank dan JAL Tawarkan Diskon Perjalanan ke Jepang
- Baca Juga: Menewaskan 2.500 Imigran India
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Aloysius Widiyatmaka
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi
- 2 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 3 Polresta Bukittinggi giatkan pengawasan objek wisata selama liburan
- 4 Kepercayaan Masyarakat Dapat Turun, 8 Koperasi Bermasalah Timbulkan Kerugian Besar Rp26 Triliun
- 5 Cegah Kepunahan, Karantina Kepri Lepasliarkan 1.200 Burung ke Alam
Berita Terkini
- Bantuan Tenda untuk Warga Terdampak Gempa
- Percepat Pembangunan di Nusantara, Kementerian PU Diminta Dukung Selesaikan Tol di IKN
- Ayo Dukung Kampus Fokus Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Perguruan Tinggi Tidak Berwenang Urus Tambang
- Semoga Tidak Banyak Kecurangan, Kemendikdasmen Libatkan Sekolah Swasta dalam SPMB
- Sistem Misil AS akan Ditarik jika Tiongkok Setop Perilaku Koersif