Mahasiswa Harus Terlibat Atasi "Stunting"
Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nizam
Para pakar diharapkan turun tangan dalam menyelesaikan masalah stunting. Sumber lain stunting termasuk masalah keluarga dan pernikahan.
JAKARTA - Mahasiswa diharapkan terlibat aktif mengatasi stunting (kekerdilan) atau malnutrisi. Kegiatan tersebut sejalan dengan tridarma perguruan tinggi. Demikian disampaikan, Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nizam, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (7/2).
"Mahasiswa harus turun ke masyarakat untuk menyelesaikan masalah seperti stunting," ujarnya. Dia menyebut, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mendukung aktivitas tersebut. Dia menjelaskan, di dalam Kampus Merdeka mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas. Mereka bisa menjadikan kegiatan luar kelas sebagai perpustakaan atau laboratorium.
"Dengan begitu mahasiswa mengasah kompetensinya dan mempraktikkan ilmu di masyarakat," katanya. Lebih jauh, Nizam menilai, stunting anak bukan hanya masalah kekurangan gizi. Hal itu juga dipengaruhi faktor lain seperti kurangnya akses air bersih dan bahan pangan tidak berkualitas.
Nizam menyebut, pemecahan masalah yang kompleks itu memerlukan pendekatan multidimensional lintas disiplin. Para pakar diharapkan turun tangan dalam menyelesaikan masalah stunting. Sumber lain stunting termasuk masalah keluarga dan pernikahan," tandasnya.
Sementara itu, Plt Sekretaris Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie, menambahkan, pelibatan perguruan tinggi akan memperkaya pengetahuan dan riset bidang stunting. Data yang didapat perguruan tinggi tentu akan sangat membantu menekan angka stunting. "Jadi, di dalamnya ada sharing. Ada pertukaran data dan informasi," ujar Tjitjik.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya