Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pandemi Global

Mahasiswa dari Indonesia Ikut Leliti Vaksin Covid-19 di Oxford Inggris

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

London - Mahasiswa Indonesia Indra Rudiansyah, (28) ikut terlibat dalam penelitian dan bergabung dengan tim Jenner Institute Uni of Oxford yang membantu uji klinis Vaksin COVID-19 yang tengah berlangsung di Universitas tertua di dunia.

"Saya tentunya sangat bangga bisa tergabung dalam tim untuk uji klinis vaksin COVID-19 ini, meskipun ini bukan penelitian utama untuk thesis saya," ujar Indra Rudiansyah yang menempuh pendidikan D.Phil in Clinical Medicine, Jenner Institute, University of Oxford kepada Antara London, Kamis.

Uji coba vaksin COVID-19 di Pusat Vaksin Oxford dilaksanakanJenner Institute dan Oxford Vaccine Group.

Tim bekerja mengembangkan vaksin untuk mencegah COVID-19 sejak 20 Januari lalu dipimpin Prof. Sarah Gilbert, Prof. Andrew Pollard, Prof. Teresa Lambe, Dr Sandy Douglas, Prof. Catherine Green dan Prof. Adrian Hill.



Menurut anak ke dua dari tiga bersaudara itu, penelitian utama untuk thesisnya adalah vaksin malaria, namun keikutsertaannya dalam tim ini merupakanreal casedari penelitian vaksin untuk menyelamatnya banyak nyawa orang.

Indra Rudiansyah yang mendapat beasiswa dari LPDP mengaku keterlibatannya dalam uji klinis ini adalah mengujiantibody responsedari paravolunteeryang sudah divaksinasi.

"Tentunya saya sangat bangga akan hal ini karena dapat berkontribusi secara nyata untuk menghadapi pandemiini," ujar Indra mahasiswa S3, di Program Clinical Medicine, Jenner Institute Uni of Oxford yang berasal dari Bandung.

Menurut dia, penelitian S3-nya sebenarnya terkait bidang vaksin malaria. KetikaoutbreakCOVID19 terjadi awal tahun ini, beberapa kolega yang bekerja untuk mengembangkan vaksin untukemerging pathogenitu mulai mendesain vaksin ini.

Kemudian kita outbreak mengalami eskalasi menjadi pandemi, semua aktivitas di kampus di tutup kecuali untuk bidang yang terkait dengan covid 19/sars cov 2. Pada saat yang samaproject leadermenawarkan bagi siapa saja yang bekerja dengan non-covid jika ingin bergabung akan diperbolehkan.

Dari situ Indra bergabung dengan tim untuk membantuuji klinis.

Menurut Indra yang meraih S1 di bidang Mikrobiologi ITB, sebenarnya tidak ada duka dalam keterlibatannya di tim. Namun, tentunya ada tantangan tersendiri dalam bekerja dengan tim ini.

Indra yang meraih S2 Bioteknologi ITB denganFast Track Program, mengatakan proses pengembangan vaksin ini sangat cepat hanya dengan enam bulan sudah menghasilkan data uji preklinis dan inisial data untuksafetydan immunogenisitas di manusia.

"Biasanya untuk vaksin baru paling tidak memerlukan waktu lima tahun hingga tahapan ini," ujar Indra yang lahir tanggal 1 September 1991 lalu.

Sehingga dia dan tim dituntut untuk selalu bekerja dengan baik dan cepat dan siap dengan perubahanrencana yang ada karena kondisi saat ini yang serba dinamis.*Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top