Lulusan Perguruan Tinggi Harus Punya 'Mindset' Pebisnis
Founder ByArra, Armita Hutagalung dalam Talkshow Thinker Talk dengan tema “Entrepreneur or Professional?” di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: IstimewaJAKARTA - Founder ByArra, Armita Hutagalung mengatakan bahwa setelah menyelesaikan kuliah di perguruan tinggi (PT), hal yang dilematis ialah apakah memulai kerja profesional atau memulai bisnis.
Kata dia, untuk merintis suatu bisnispun bukan hal yang sederhana. DNA bisnis merupakan dasar kemana seseorang akan melangkah selanjutnya. Ia menekankan pentingnya DNA dalam memulai suatu bisnis.
"Untuk menjadi seorang entrepreneur, hal yang paling mendasar adalah DNA bisnis. Apakah seseorang itu memiliki mental dan mindset pebisnis atau tidak. DNA bisnis adalah modal dasar untuk memulai," ungkap Armita dalam Talkshow Thinker Talk dengan tema Entrepreneur or Professional? (5/8)
Senada dengan hal tersebut Vito, CFO Edenfarm mengungkapkan bahwa menetapkan tujuan harus dibangun dari awal untuk menjalakan perusahaan lebih konsisten.
"visi dan misi dalam membangun perusahaan adalah landasan bagaimana perusahaan bisa berdiri secara konsisten. Karena menjadi seorang entrepreneur kita tidak hanya bertanggung jawab kepada diri sendiri. Melainkan orang banyak, terutama karyawan yang perlu kita gaji. Untuk itu kita perlu konsisten dan kuat secara mental, apalagi di awal merintis suatu perusahaan", tambah Vito.
Sementara, dalam prespektif karir profesional Yudhistira Pangaji yang merupakan B2B Sales Director Hisense Indonesia mengungkapkan untuk menjalani karir sebagai seorang karyawan harus memiliki sikap open minded dalam menjalankan sistem perusahaan maupun bekerjasama dengan rekan satu tim.
"Sebagai perusahaan multinasional company, kita bekerja dengan orang-orang dengan latar belakang dari berbagai negara berbeda. Oleh karena itu, kemampuan konseptual saja tidak cukup. Kita mesti open minded, tapi tidak menghilangkan identitas sebagai Warga Negara Indonesia," ungkap Aji.
Apalagi perusahaan yang dijalankan sudah relatif lama. Oleh karena itu, perusahaan dan karyawan pasti dituntut harus selalu siap merubah kultur agar bisnisnya mampu bertahan dan berkembang.
"Sebagai perusahaan yang melegenda dan berdiri puluhan tahun, kita harus memahami visi dan kultur dari perusahaan untuk menjaga stabilisasi dan identitas dari sebuah brand," Ungkap Arvianne, PR Manager United Family Food.
Selain mengulas sisi entrepreneur atau professional. Dalam gelaran Thinker Talk episod ini turut serta hadir Faisal Hasan (Sekjen Sahabat UMKM), Brian Imawan (CEO Jumpstart Coffee) dan Choirul Amin (CEO & Founder Ekspor.id) yang turut membahas seputar strategi UMKM naik kelas. Acara tersebut dihadiri kurang lebih sebanyak 200 peserta baik hadir langsung maupun daring.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Menko Zulkifli Tegaskan Impor Singkong dan Tapioka Akan Dibatasi
- 2 Pemerintah Konsisten Bangun Nusantara, Peluang Investasi di IKN Terus Dipromosikan
- 3 Peneliti Korsel Temukan Fenomena Mekanika Kuantum
- 4 Literasi Jadi Kunci Pencegahan Pinjol Ilegal dan Judol
- 5 Siaga Banjir, Curah Hujan di Jakarta saat Ini Hampir Sama dengan Tahun 2020
Berita Terkini
- Pemkab Cirebon Prioritaskan Tangani Dampak Banjir Secara Menyeluruh
- Laskar Kie Raha Ditahan Imbang 0-0 Semen Padang pada Babak Pertama
- Status Gunung Awu Diturunkan Badan geologi Jadi Waspada
- Dana Asing Rp0,82 Triliun Hengkang dari Pasar Domestik, Sentimen Investor Melemah?
- Pasca 24 hari, kebakaran hutan California selatan berhasil dipadamkan