Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Lukisan Cat Air Emte Hadir dalam Pameran Tunggal di Jerman

Foto : Muhammad Reza

Seorang pengunjung sedang mengamati karya dari lukisan cat air karya Emte yang diadakan di galeri Kunstraum Traube, kota Mühltal-Traisa, Jerman. Pameran bertajuk REST.LESS.NEST: Life in a Megacity berlangsung dari 18 Oktober hingga 1 Desember 2024.

A   A   A   Pengaturan Font

"Saya sadar kalau kehidupan yang 'tua di jalan' seperti ini memang tidak ideal. Inilah alasan kenapa judul pemeran ini bergulir seputar permainan kata 'restlessness' (kegelisahan) dan 'nest' (sarang/rumah). Tapi yang ingin saya soroti di sini adalah orang-orang biasa yang menemukan caranya untuk bertahan hidup. Merekalah jiwa Jakarta," ujarnya.

Pameran REST.LESS.NEST: Life in a Megacity menandai pameran tunggal perdana Emte di Jerman. Menurut Volkmar Hoppe, Direktur dan pemilik galeri Kunstraum Traube, kolaborasi bersama Emte ini sejalan dengan misi galeri untuk memberi wadah pertukaran internasional.

Ia menerangkan, Kunstraum Traube adalah galeri dan ruang seni di Mühltal-Traisa, Hesse, Jerman. Didirikan pada tahun 2020 oleh seniman Volkmar Hoppe, ruang seni ini bertujuan memberi wadah bagi seniman lokal dan internasional untuk menampilkan karya mereka, mendorong pertukaran seni melalui pameran, lokakarya, serta proyek kolaborasi.

Dengan dipamerkannya karya-karya Emte di galeri tersebut ia mengaku sangat bangga. Baginya hal ini merupakan kesempatan luar biasa untuk memperkenalkan koleksi-koleksinya kepada audiens kepada seniman internasional sekaligus konteks yang melatarbelakangi praktik mereka.

"Permasalahan kota Jakarta sangat kompleks dan berbeda dengan kondisi yang kami alami di Jerman. Tetapi, melalui pengamatan Emte yang sangat personal, saya rasa kita semua bisa terinspirasi dengan cara-cara kreatif para seniman dalam mengangkat isu-isu sosial dari sekitar mereka," ujar Volkmar.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top