Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Luhut Binsar Pandjaitan di Mesir: Indonesia Siap Kembangkan Ekosistem Karbon Biru

Foto : istimewa

Luhut Binsar Pandjaitan

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan kesiapan Indonesia untuk mengembangkan ekosistem karbon biru pada Konferensi Tingkat Tinggi Para Pihak 27 (COP27).

"Indonesia lebih dari siap untuk mengembangkan ekosistem karbon biru melalui investasi yang komprehensif, dengan kemitraan yang efektif dari semua pemangku kepentingan dan mekanisme keuangan yang terintegrasi," katanya dalam sebuah pernyataan di sini, Selasa.

Pandjaitan membuat pernyataan online pada pembukaan talk show yang diadakan di Paviliun Indonesia, COP27 di Mesir, Senin (7/11) atau Selasa (8/11) WIB.

Dalam talkshow bertajuk "Pengarusutamaan Investasi dan Kemitraan untuk Pembangunan Karbon Biru", dia menekankan pentingnya kemitraan dan investasi dalam pembangunan karbon biru, mengingat peran penting ekosistem laut dan pesisir bagi iklim global.

Indonesia, bersama dengan Brasil dan Republik Demokratik Kongo, adalah negara dengan hutan tropis dan lahan basah terbesar, termasuk lahan gambut dan bakau, di dunia.

"Kami berkomitmen untuk melestarikan pengelolaan yang berkelanjutan dan memulihkan ekosistem kritis ini," katanya.

Pandjaitan juga mengajak negara-negara dengan hutan tropis terluas untuk berkolaborasi dan memperkuat kemitraan menghadapi tantangan aksi iklim dengan tetap memperhatikan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati laut yang sangat besar.

"Kita memiliki ekosistem mangrove terluas, sekitar 3,36 juta hektar, yaitu 23 persen dari luas mangrove dunia, tiga juta hektar habitat rumput laut dan keanekaragaman hayati terumbu karang," katanya.

Pandjaitan mengatakan mangrove dianggap sebagai ekosistem yang paling efektif untuk penyimpanan karbon karena kapasitasnya yang tinggi untuk menyerap dan menyimpan karbon atmosfer.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia telah melaksanakan program rehabilitasi kawasan mangrove seluas 600 ribu hektar untuk mendukung target pengurangan emisi karbon sebesar 31,9 persen tanpa syarat dan 43,2 persen dengan dukungan internasional sebagaimana tertuang dalam Peningkatan Kontribusi Nasional (NDC).

"Saya sangat berharap acara ini dapat menyegarkan kembali ide dan komitmen kita untuk melindungi wilayah pesisir kita dan mencapai tujuan pembangunan rendah karbon," ujarnya.

Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top