Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembiayaan UKM

LPDB Sentuh Sektor Usaha Pengelolaan Kopi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) mulai menyalurkan pinjaman/ pembiayaan dana bergulir. Kali ini, bantuan penguatan modal usaha diberikan kepada pelaku UMKM kopi dengan harapan bisa meningkatkan ekspor.

Direktur Utama LPDB-KUMKM, Braman Setyo mengatakan, saat ini Indonesia menempati posisi ke-4 dari 10 negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Namun, nilai ekspor kopi masih rendah. Pada 2016, nilai ekspor kopi Indonesia hanya sebesar 1,36 miliar dollar AS.

"Oleh karena itu, saya berharap melalui Kepala Dinas Perkebunan, bisa digerakkan petani kopi. Kami yakin pelaku usaha kopi sangat antusias," kata Braman Setyo dalam diskusi bertema Potensi Pembiayaan LPDB-KUMKM ke Sektor Usaha Pengelolaan Kopi Asli Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pada 2018, LPDB-KUMKM akan menyalurkan dana bergulir ke sektor usaha pengelolaan kopi asal Provinsi Jambi. Sebab, kualitas kopi asal daerah tersebut tinggi sehingga sangat potensial masuk ke pasar luar negeri. Selama ini, kopi Jambi masuk pasar Amerika dan Australia.

"Jadi akan kita gelontorkan dana LPDB di sektor riil sentuh komunitas kopi di sana (Jambi). Di Jakarta kami akan sosialisasikan semua agar semua pelaku usaha sektor kopi bisa ajukan," papar Braman.

Penyaluran dana LPDB-KUMKM kepada sektor usaha pengelolaan kopi akan menggunakan pola channeling dengan bekerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah. Mengingat LPDB-KUMKM tidak memiliki kantor cabang di daerah.

Usaha "Booming"

Kepala Dinas Perkebunan Jambi, Agus Rizal mengungkapkan bahwa usaha kopi di Jambi sedang booming seiring dengan banyaknya minat masyarakat untuk mengonsumsi kopi lokal. Namun, pihaknya berharap usaha kopi ini bisa menciptakan nilai tambah bagi UKM maupun petani kopi itu sendiri. "Makanya kami mendorong agar mereka (UKM Kopi) bisa ekspor," ujar Agus.

Dia mengatakan kendala utama UKM Kopi, selain kurangnya tempat menjemur dan penampungan, juga yang tidak kalah penting adalah modal usaha. Karena itu, dukungan pembiayaan dana bergulir dari LPDB-KUMKM sangat dibutuhkan.

"Kita hubungkan ke BPD untuk pinjam, mudah-mudahan ada hubungan dengan LPDB. Satu koperasi sudah kerjasama dan keluar kredit 200 juta rupiah," ungkap Agus.

Di tempat sama Rina Safitri, Ketua Rumah Kreatif Ne'No, mengakui pembiayaan dari LPDB-KUMKM di sektor usaha kopi belum ada. Adapun bila kesulitan modal, pelaku usaha kopi Jambi selama ini memanfaatkan program wirausaha pemula dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, maupun Kementerian Koperasi dan UKM.

sdk/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top