Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Lonjakan Pencari Kerja Menuju Jakarta, Pentingnya Antisipasi Pengangguran dan Wilayah Kumuh

Foto : The Conversation/Wulandari Wulandari

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Teori yang dikembangkan pada 1954 ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami dampak migrasi dari daerah pedesaan ke perkotaan, khususnya dalam konteks negara berkembang. Inti dari teori ini adalah pembagian ekonomi menjadi dua sektor utama: sektor tradisional atau pedesaan, dan sektor modern atau perkotaan.

Dalam sektor pedesaan tradisional, produksi pertanian atau pekerjaan yang kurang produktif mendominasi. Tenaga kerja di sektor ini sering kali berlimpah dan kurang dimanfaatkan secara optimal, dengan tingkat produktivitas yang rendah.

Sebaliknya, sektor modern atau perkotaan terdiri dari industri modern dan jasa dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Sektor ini menawarkan peluang pekerjaan yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi, menarik tenaga kerja dari sektor pedesaan.

Menurut Lewis, perpindahan penduduk dari sektor tradisional ke sektor modern adalah hal yang tak terelakkan seiring dengan proses pembangunan ekonomi, terutama di Indonesia.

Namun, jika kita melihat statistik pengangguran terbuka per provinsi berdasarkan data BPS, Jakarta menduduki peringkat keempat pengangguran terbanyak di angka 6,03% per Februari 2024, di atas rata-rata nasional yang sebesar 4,38% dari penduduk usia produktif. Ranking Jakarta hanya di bawah Banten, Riau, dan Jawa Barat-namun perlu diingat bahwa sebagian sebagian wilayah Banten dan Jawa Barat masuk dalam wilayah aglomerasi Jakarta.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top