Lonjakan Pencari Kerja Menuju Jakarta, Pentingnya Antisipasi Pengangguran dan Wilayah Kumuh
Ilustrasi.
Musim liburan seperti lebaran umumnya memang menjadi momentun urbanisasi tiap tahunnya, dengan pendatang yang mencari peruntungan selama Ramadan memutuskan untuk tinggal serta dipicu arus balik dari desa ke kota selama musim mudik. Jajak pendapat Litbang Kompas pada 25-29 Maret 2024 mengenai topik seputar Lebaran menunjukkan bahwa 25,2% responden mengatakan berencana mengajak saudara atau kerabat keluarga untuk ikut ke kota tempat tinggal mereka.
Arus urbanisasi ini menegaskan kebutuhan akan strategi yang matang dalam mengelola arus masuk penduduk baru.
Tantangan dalam Menghadapi Lonjakan Calon Pekerja
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah rendahnya tingkat pendidikan di kalangan pendatang. Data yang masih dihimpun dari Dashboard Statistik Kependudukan Dukcapil DKI Jakarta menunjukan bahwa dari 8000-an pendatang yang terekam, hampir sekitar 84,11% yang pendidikan akhirnya hanya sebatas SMA/SMK. Fenomena ini perlu mendapat perhatian khusus karena aspek pendidikan menjadi variabel penting dalam menentukan keberhasilan seseorang mendapatkan lapangan pekerjaan.
W. Arthur Lewis, ekonom asal Amerika Serikat (AS) peraih Nobel Memorial Prize, membahas perpindahan penduduk berpendidikan minim ke daerah ibu kota melaui Teori Migrasi Dual-Sektor. Teori tersebut diterbitkan dalam karya ilmiah berjudul Economic Development with Unlimited Supplies of Labour (Pembangunan Ekonomi dengan Pasokan Tenaga Kerja tak Terbatas).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya