Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Kesembuhan Korona di Indonesia Tambah 576 Orang

“Long" Covid Terkait Rendahnya Kadar Oksigen Otak

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Long Covid memiliki kaitan dengan penurunan kadar oksigen otak, kinerja tes kognitif yang lebih buruk, dan peningkatan gejala psikiatris seperti depresi dan kecemasan, demikian sebuah riset tentang dampak penyakit tersebut yang baru dipublikasikan.

Seperti dikutip dari Antara, Minggu (5/3), tim peneliti dari University of Waterloo menggabungkan hasil dari dua studi paralel baru, yakni sebuah studi laboratorium yang melibatkan pencitraan dan pengujian kognitif terhadap kadar oksigen di otak, dan sebuah survei populasi nasional Kanada pada 2021 dan 2022.

Studi laboratorium itu menemukan individu yang pernah mengalami penyakit Covid-19 simtomatik menunjukkan kinerja yang lebih buruk dalam dua tugas komputer. Tugas yang pertama mengukur inhibisi, sementara tugas kedua menilai pengambilan keputusan impulsif.

Jika dibandingkan dengan mereka yang belum pernah terinfeksi, orang yang pernah terinfeksi menunjukkan kurangnya peningkatan saturasi oksigen di area otak yang normalnya digunakan dalam salah satu tugas itu.

Sementara itu, survei populasi yang dilakukan terhadap lebih dari 2.000 warga Kanada berusia 18-56 tahun itu mempelajari kaitan antara Covid-19, fungsi kognitif, dan gejala psikiatris.

Kesulitan Konsentrasi

Responden yang mengidap Covid-19 melaporkan kesulitan dalam berkonsentrasi dan sejumlah masalah dengan inhibisi, serta peningkatan gejala kecemasan dan depresi. Riset tersebut diterbitkan dalam jurnal Brain, Behavior, and Immunity - Health edisi Maret.

"Dua studi kami, dengan menggunakan metode yang sangat berbeda, menyoroti perlunya memahami berbagai ancaman dari penyakit Covid-19," ujar Dr Peter Hall, penulis utama sekaligus peneliti di Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Waterloo.

"Kami masih perlu mengetahui lebih banyak tentang bagaimana faktor-faktor seperti vaksinasi mempengaruhi arah Long Covid. Kita juga perlu mengetahui tentang bagaimana beberapa kondisi fisik, seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi dapat memengaruhi mekanisme ini," kata Hall.

Sementara itu dari Tanah Air, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan angka kesembuhan Covid-19 bertambah 576 orang pada 5 Maret 2023, hingga pukul 12.00 WIB.

Data Satgas Covid-19 yang diterima di Jakarta, Minggu menyebutkan dengan penambahan angka kesembuhan itu, total kesembuhan Covid-19 sejak Maret 2020 berjumlah 6.573.185 orang.

Satgas mencatat penambahan angka kesembuhan Covid-19 terbanyak di Provinsi Jawa Barat, yakni sebanyak 378 orang, DKI Jakarta 93 orang, Jawa Tengah 56 orang, Jawa Timur, dan Banten masing-masing 18 orang.

Sementara itu, tercatat penambahan kasus harian Covid-19 mencapai 165 orang. Provinsi yang menjadi penyumbang penambahan kasus terbanyak yakni DKI Jakarta 78 kasus, Jawa Barat 39 kasus, Banten 14 kasus, dan Jawa Timur 12 kasus.

Adanya penambahan kasus harian itu, total kasus terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 6.737.159 orang. Sedangkan penambahan kasus meninggal bertambah dua jiwa, masing-masing satu orang dari Jawa Barat dan Jawa Timur.

Satgas Covid-19 mencatat jumlah kasus aktif yang mencakup penderita Covid-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada hari ini bertambah 413 orang, sehingga total menjadi 3.044 kasus aktif.

Selain itu, terdapat 735 orang yang masuk dalam kategori suspek. Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian terhadap 13.492 spesimen dari 10.661 orang yang diperiksa di ratusan jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.

Satgas Covid-19 juga melaporkan jumlah warga yang menerima dosis ketiga atau penguat mencapai 70.026.222 jiwa atau sudah diberikan pada 29,84 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 sebanyak 234.666.020 orang.

Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 mencapai 174.839.540 orang atau sekitar 74,51 persen dari total sasaran. Sedangkan penerima dosis pertama mencapai 203.811.622 orang.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top