
Liburan ke Rumah Pohon di Bali
Foto: istimewaSaat kecil dulu, pasti pernah memiliki impian untuk tinggal di rumah pohon. Bahkan, sampai sekarang masih ada yang ingin mewujudkan impian tersebut. Sekarang banyak lokasi wisata yang menyediakan tempat menginap model rumah pohon.
Bila pandemi Covid-19 mereda, keinginan masyarakat untuk berlibur begitu kuat. Tempat-tempat eksotik dan indah menjadi incaran. Laman Trendhunter.com, menampilkan salah satu tempat liburan berupa rumah pohon di Bali. Konsep yang tetap menjaga kelestarian alam makin disukai banyak pengunjung. Salah satunya adalah Treehouse Lift Bali yang dirancang oleh Alexis Dornier.
Rumah pohon Lift Bali adalah salah satu dari jenis penyewaan Airbnb yang dirancang oleh arsitek Alexis Dornier yang berlokasi di Bali. Tempat ini menawarkan kepada para wisatawan suasana untuk menikmati keagungan hutan dengan pemandangan tanpa gangguan.
Penginapan ini dibangun dengan menggunakan campuran kayu dan logam, dan menawarkan kamarkamar yang semuanya ditinggikan di atas tanah untuk memberikan kepada para tamu sebuah sudut pandang yang bebas memandang hutan sekitarnya.
Treehouse dua lantai ini memiliki teras atap dengan kamar tidur tepat di bawah dan kamar mandi lengkap di bawahnya. Hal ini pastinya bisa membuat tamu merasa nyaman selama menginap.
Rumah pohon Lift Bali juga menawarkan area rekreasi yang luas untuk dijelajahi para tamu serta kolam renang yang bisa menyegarkan tubuh. Arsitek Alexis Dornier telah merancang serangkaian rumah pohon panggung di dataran tinggi Bali yang menggabungkan gaya arsitektur tropis dan industri. Dornier datang dengan desain sebagai alternatif untuk situasi saat ini di bali, di mana pengembangan sering dibangun menggunakan beton dalam jumlah besar.
Hasilnya adalah arsitektur yang lebih hemat biaya dan ringan dengan jejak minimal dan sedikit dampak pada lingkungan. Bangunan berupa beberapa kamar untuk hotel butik di puncak pohon, masing-masing struktur menampilkan gaya atap jerami yang berada di atas kerangka baja. Proyek ini dimulai sebagai percobaan dalam membangun arsitektur yang lebih ringan dan lebih berkelanjutan.
Secara struktural, tidak ada beton. Sebagai gantinya, penginapan ini memilih estetika kayu dengan penggunaan baja yang hemat, seperti tangga spiral praktis. Ini memadukan struktur bangunan ke hutan di sekelilingnya dengan warnawarna alami hijau dan jerami. Seperti semua bangunan Bali yang bagus, ada banyak bambu yang digunakan juga. Rumah-rumah pohon itu menyatu dengan lingkungan alami, mengambil keuntungan dari pendinginan alami karena berada di ketinggian.
Aksesnya melalui tangga spiral yang berputar, masing-masing memiliki kamar tidur dan fasilitas layanan, balkon dan jendela besar dengan pemandangan hutan di sekitarnya. dua dari tiga bangunan memiliki dek atap. Penginapan yang dibangun di Ubud Bali ini menggabungkan berbagai aspek unik untuk memenuhi demografi kreatif yang terus berkembang di Bali.
Perpaduan indah antara kenyamanan butik dengan keindahan alam Bali telah berhasil mengangkat Treehouse Lift Bali dari atas sawah ke pohon-pohon palem yang membentuk lanskap hutan yang tenang di sekitarnya. Bukan itu saja, penginapan puncak pohon ini memiliki sauna kecil, kolam renang, bar, bangku, dan area rekreasi.
Ada juga dek yoga yang berada di atas struktur yang sama. Alexis Dornier bekerja sama dengan arsitek lain untuk menghasilkan bahan bentuk baru dan ide menarik. Ubud sendiri merupakan salah satu tujuan liburan populer di Bali.
Kawasan pariwisata Ubud identik dengan seni, budaya serta keindahan alam pedesaan. Untuk budaya, di Ubud orang akan menemukan banyak objek wisata pura Hindu serta keindahan istana kerajaan.
Keindahan alam juga menjadi keunggulan wisata Ubud, orang dapat melihat lereng bukit hijau, sawah berundak, serta sungai yang masih alami. Ubud sebagai tempat wisata di pulau Bali, sudah terkenal semejak tahun 1930- an. Kawasan pariwisata Ubud masuk dalam pemerintahan kabupaten Gianyar. Kabupaten Gianyar sebagai tempat wisata, terkenal memiliki banyak seniman berbakat dan dapat dikatakan merupakan pusat budaya dan seni di Bali. Khususnya untuk seni lukis, seni ukir, seni patung, seni tari dan seni musik traditional Bali.
Studio Panggung Arsitek Alexis Dornier di Bali telah mengembangkan rencana untuk serangkaian villa yang ramah lingkungan. Proyek tersebut bernama 'studio panggung', berupaya untuk menciptakan ruang atau bangunan yang dapat dibangun di medan yang sulit. Karena Indonesia terdiri dari lebih dari 17.500 pulau, Dornier mengusulkan bahwa unit-unit tersebut dapat didirikan dengan cepat dan mudah di daerah-daerah terpencil.
"Kami sedang mengerjakan berbagai perubahan struktur bangunan, dengan ekspresi fasad yang berbeda yang dapat disesuaikan dalam desain dan material," kata Alexis Dornier, saat menjelaskan proyek studio panggung.
"Kami sedang mengerjakan solusi multilevel dan ukuran bangunan yang berbeda konsep." Selain memiliki fisik minimal, fitur berkelanjutan lainnya termasuk ventilasi besar yang dirancang untuk mengurangi panas matahari, penampungan air hujan, dan panel surya penghasil energi. Pertimbangan lainnya makanan dapat ditanam di bawah struktur bangunan dengan tanaman hijau.
Dornier menambahkan bahwa ia berencana untuk memindahkan kantornya sendiri ke studio panggung, yang akan dibangun tanpa menghilangkan pohon dari hutan.
Magical Treehouse Bali ternyata memiliki beberapa penginapan berupa rumah pohon. Diantaranya ada Magical Treehouse, menginap di sini membuat orang seolah sedang berada di tengah alam bebas.
Mengusung konsep ecoresort dengan tata letak yang diatur menyerupai pedesaan, Magical Treehouse dibangun di antara rimbunan pohon-pohon jati dan kapuk. Uniknya lagi, material yang digunakan untuk membangun rumah pohon berasal dari kayu bekas dari kapal-kapal nelayan.
Berada di kawasan Jalan Pantai Balangan, Magical Treehouse hanya berjarak 1 jam perjalanan dari bandara. Kalau ingin bersantai di pinggir pantai, bisa langsung ke Pantai Balangan yang bisa ditempuh sekitar 5 menit berkendara.
Rumah Pohon Temega Walau baru dibuka April 2017 lalu, Rumah Pohon Temega sudah mampu menarik banyak pengunjung.Karena kesukaannya dengan alam, sang pemilik, Komang Sakrana Budi lalu mendirikan rumah pohon ini.
Ia ingin para pengunjung bisa merasakan suasana rumah yang menyatu dengan alam. Meski tidak digunakan sebagai penginapan, kamu tetap bisa menikmati berbagai fasilitas Rumah Pohon Temega seperti dua kantin dan lima buah toilet. Tak ketinggalan wahana bermain anak yang cukup beragam, mulai dari kolam renang, ayunan, hingga flying fox. ars
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 PTN Dukung Efisiensi Anggaran dengan Syarat Tak Ganggu Layanan Tri Darma Perguruan Tinggi
- 2 Polri, BGN, dan Yayasan Kemala Bhayangkari Uji Coba Dua SPPG di Jakarta
- 3 Duh, Minyak Sawit Indonesia Bisa Makin Tertekan, Harga CPO Tersungkur Akibat India Rem Permintaan
- 4 Persik Takluk oleh Dewa United dengan Skor 1-2
- 5 Sentimen Tarif AS dan Penurunan Peringkat MSCI Tekan IHSG