Level Mekanisasi Masih Rendah
Modernisasi sektor pertanian diyakini dapat mendatangkan banyak manfaat mulai dari menurunkan biaya produksi hingga efisiensi usaha tani.
JAKARTA - Pemerintah terus mendorong transformasi perkebunan tradisional ke modern melalui perkebunan presisi, mekanisasi, dan digitalisasi untuk meningkatkan daya saing. Sebab, level mekanisasi Indonesia di kawasan Asean masih rendah, sementara sektor perkebunan menjadi salah satu penyokong devisa negara melalui ekspor.
Transformasi perkebunan dari tradisional ke modern pada 2024 diharapkan dapat meningkatkan produktivitas menjadi tujuh persen, ekspor naik 300 persen dan penyerapan tenaga kerja menjadi lima persen. Pada akhirnya akan ada peningkatan kesejahteraan petani.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam, mengatakan akselerasi pengembangan komoditas dari hulu ke hilir menjadi agenda prioritas yang harus diwujudkan melalui konsep pembangunan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integratif.
Hal itu dengan mengembangkan kawasan perkebunan secara terpadu melalui peningkatan dan pengembangan infrastruktur pertanian, pemanfaatan inovasi teknologi produksi maju tepat guna, serta pengembangan SDM dan kelembagaan petani untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, ekspor, investasi, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
"Ini menjadi fokus kegiatan utama kami pada 2020-2024. Salah satu poinnya adalah transformasi perkebunan tradisional ke modern. Salah satu programnya adalah dengan mendorong pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan) untuk pekebun," ucap Nur Alam, di Jakarta, Kamis (28/7).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya